SulukTarekat Al-Akmaliyah, Kisah Perjalanan Syekh Siti Jenar dan Syarif Hidayatullah Bagian 1 TatacaraAmalan Zikir Makrifat ZIKIR MAKRIFAT. Bagaimana cara berdzikir kepada Allah SWT sehingga kita siap untuk bertemu dengan-NYA? Zikir ini dibaca setiap hari sebanyak 33 kali, setelah sholat fardhu, terutama setelah sholat Isya. 4. Membaca zikir HUWA, HUWA. Zikir ini disebut sebagai zikir GHAIB AL GHAIB. Adapunamalan tarekat adalah amalan yang mengandungi zikir-zikir yang terdiri daripada lafaz Allah SWT ataupun kalimah Lailaha Illallah yang mengikut bilangan tertentu, cara dan tertib yang tersendiri dengan berpandukan kepada seorang guru. Daripada amalan-amalan zikir ini secara berterusan, maka akan melahirkan sifat-sifat mahmudah dan AmalanZikir Tarekat Akmaliyah / Pertubuhan Tarekat Muktabar Malaysia - Pertubuhan Tarekat : 9.7k views 8 months ago . 9.7k views 8 months ago . Di amalkan setiap s DZIKIRHATI DAN ZIKIR MAKRIFAT PARA AHLI TAREKAT ===== Pada sesiapa yang tergerak untuk memiliki hati yang sentiasa berzikir kalima LA ILA HA ILALLAH, amalan boleh dibuat, kaifiatnya sangat mudah,dan amalan ini merupakan amalan para wali,tetapi setakat untuk menelusuri jalan hidup mereka yang telah beroleh ketenangan demi cara kirim al fatihah untuk orang yang masih hidup. - Amalan ini diberi nama Dzikir Tarekat Sammaniyah. Ijazah ini diberikan langsung oleh Abah Guru Sekumpul. dimana manfaat membaca dzikir ini yaitu agar dapat mati dalam keadaan Husnul Khotimah dan masuk surga tanpa hisab. Berikut penjelasannya Zikir yang di amalkan/di baca setiap habis subuh/pagi hari dan kalo bisa pagi dan sore harii...jika sore hari tidak bisa maka pagi saja tidak apa apa.$ads={1}Amalan supaya mati husnul khotimah, dan masuk surga tanpa hisabYaituلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ lailahaillallah 166xاللهAllah 66XهُHuu 77X"Banyak sudah terbukti mati husnul khotimah, kan nyaman kalo udah di kubur kaga di siksa, kemudian apabila membuka mata di kubur, langsung ada di surga, kaga tau padang masyar, kaga tau di hisab,Kaga tau di timbang, kaga tau sirotol mustaqim."Ujar Abah Guru SekumpulBaca Juga Amalan Agar Bermimpi Rasulullah dan Sayyidah FatimahMari sama sama kita amalkan dengan seksama,dengan istoqomah semoga dengan berkah karomah abah guru sekumpul martapura kita mendapatkan ridho Allah ampunan dosa,Selamat dunia akhirat,Mendapat syafaat rasulullahﷺ di hari kiamat kelak,mati husnul khotimah, serta bisa masuk surga tanpa hisabAamiin......Demikian Artikel " Ijazah Dzikir Tarekat Sammaniyah oleh Abah Guru Sekumpul "Semoga BermanfaatWallahu a'lam BishowabAllahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah - - Inilah Amalan - amalan yang Bisa dilakukan umat muslim di Hari Tasyrik, Salah satunya perbanyak dzikir Puasa sunah yang dianjurkan adalah Puasa Arafah dan Tarwiyah. Puasa Tarwiyah merupakan puasa yang dilaksanakan pada 8 Dzulhijah atau tahun ini jatuh pada 29 Juli 2020. Sementara puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah atau 30 Juli 2020. Namun ada pula hari dilarang berpuasa atau haram berpuasa yakni Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah hari yang istimewa di mana umat muslim dilarang untuk berpuasa namun dianjurkan memperbanyak amalan seperti baca doa dan dzikir. Hari Tasyrik sendiri jatuh pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah setelah Idul Adha atau di tahun ini jatuh pada 11 1 Agustus 2020 hingga 3 Agustus 2020. Di Hari Tasyrik ada keistimewaan di dalamnya. Karena dijadikan Allah sebagai hari yang istimewa, maka Hari Tasyrik menjadi waktu yang istimewa untuk banyak berzikir dan berdoa. • Anita Kolopaking Buka Suara Setelah Diperiksa Kejaksaan Agung, Ini Pengakuan Pengacara Djoko Tjandra • Anies Baswedan Bocorkan Titik Paling Rawan Virus Corona di Jakarta, Bukan Pasar dan Tempat Hiburan • Terkuak Rekaman Detik-detik Polisi Pangkat Kombes Diduga Aniaya Keluarga Demi Wanita Lain dan Profil Mengacu hadits dari Abdullah bin Qath ra, Nambi Muhammad SAW bersabda "Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari qurban Idul Adha kemudian hari al-qarr," HR. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866. Yang dimaksud dengan hari 'al-qarr' adalah tanggal 11 Dzulhijjah, yang merupakan hari kedua setelah idul kurban. Keistimewaan lain hari tasyrik adalah adanya larangan berpuasa bagi seluruh umat Islam. Larangan ini muncul karena hari ini merupakan hari makan dan minum. Dalam hadits disebutkan, أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ TAREKAT AKMALIYAH Studi Kasus di Pondok Pesantren Miftahu Falahil * Mubtadiin Malang Oleh Ahmad Masrukin Abstrak, Tulisan ini mengkaji Tarekat Akmaliyah yang terdapat di Pondok Pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin Pulosari, Kasembon, Malang. Hal ini menarik dikaji karena kendati tarekat ini termasuk tarekat yang dikategorikan sebagai tarekat sempalan atau ghoir al-mu’tabaroh oleh Nahdliyin, namun lambat tapi pasti tarekat ini terus bertahan dan mendapatkan pengikut. Tulisan ini dibuat berdasarkan data-data lapangan, observasi, dan interview. Oleh karena itu dalam tulisan terdapat beberapa pernyataan yang tidak menggunakan tata bahasa Indonesia yang bagus. Hal ini karena penulis menginginkan hasil yang alami sedemikian rupa. Dari hasil kajian, Tarekat Akmaliyah yang ada di Pulosari memiliki nama khusus [tambahan], yakni Tarekat Akmaliyah as-Sholihiyah. Hal ini karena Kyai Sholeh, mursyid di situ, memiliki metode pengajaran yang berbeda dengan para gurunya. Untuk menjadi murid Tarekat Akmaliyah as-Sholihiyah, murid harus mengikuti tahap demi tahap yang telah ditentukan oleh Kyai Sholeh. Key Words Tarekat Akmaliyah as-Sholihiyah, sanad, dan ajaran. PENDAHULUAN Akhlak merupakan buah dari kondisi keimanan seseorang. * Maka kondisi iman seseorang sangat mempengaruhi terhadap Institut Agama Islam Tribakti IAIT Kediri Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 perilakunya. Untuk mendapatkan pribadi yang baik dan mengetahui akhlak yang sesuai dengan tuntunan syari’at Islam, Islam memiliki sebuah pepatah yang berbunyi Thalabul Ilmi Minal Mahdi ila Lahdi” dan “Uthlubul Ilma walau Bis Shin”. Kedua pepatah ini berlaku pula dalam bidang akhlak atau tasawuf yang berarti jangan mati sebelum perang. Hal ini karena Rasulullah Saw. diutus kemuka bumi untuk menyempurnakan Akhlak, baik akhlak dhahir maupun batin. Akhlak batin inilah wilayah kajian tasawuf, dan untuk mempelajarinya harus melalui pendidikan yang tak kenal waktu, usia, dan jarak. Setiap orang pada dasarnya selalu berusaha mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Tetapi wujud usaha yang dilakukan oleh tiap-tiap orang berbeda karena perbedaan persepsi dan konsep tentang makna kebahagiaan. Mereka berjalan menuju konsep kebahagiaan mereka masing-masing. Bahkan nilai dan prinsip hidup seseorang juga terbentuk dan merupakan manifestasi dari konsep kebahagiaan yang dianut. Terkait ini al-Ghozali mengklasifikasikan manusia menjadi empat tipologi. Pertama, manusia hedonistik, yaitu manusia yang mengikuti konsep kebahagiaan yang bertumpu pada perihal seks, makan-minum, dan bermalas-malasan santai. Mereka adalah orang yang didominasi oleh dorongan tabiat binatang ternak nafs bahimiyah. Kedua, manusia anarkhis, yaitu manusia yang menyandarkan kebahagiaan pada penyaluran hasrat untuk berbuat brutal, membongkar kestabilan, dan mengekploitasi orang lain. Mereka adalah orang yang didominasi oleh dorongan tabiat binatang buas nafs sabu’iyah.Ketiga, manusia hipokrit, yaitu golongan manusia yang melandaskan kebahagiaannya dengan melakukan rekayasa, menipu dan makar. Mereka ini dapat mengakui kebenaran yang dibawa oleh orang lain. Orang yang memiliki kreteria seperti ini adalah orang yang jiwanya didominasi oleh dorongan dan tabiat setan nafs syaithoniyah. Akhlak dan kecenderungannya adalah melakukan hal-hal yang buruk dan jahat menurut syari’at Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 agama. Keempat, manusia spiritualis, yaitu tipologi manusia yang mendasarkan kebahagiaannya pada penghambaan diri kepada Tuhan dan selalu ingin mendekatkan diri kepada-Nya. Tipe manusia seperti ini adalah manusia yang jiwanya didominasi dorongan tabi’at kemalaikatan nafs malaikatiyah. Jiwa manusia seperti ini akan senantiasa memiliki kecenderungan yang mengarahkan perilakunya kepada kebaikan-kebaikan yang diridhoi oleh Allah. Dari keempat tipologi yang diutarakan al-Gozali ini, tipologi manusia yang 1 keempat lah yang bisa mengarah kepada jalan sufi. Dalam Islam, terdapat empat bentuk ajaran, yakni Syari’at, Tarekat, Hakekat dan Ma’rifat. Syari’at adalah bentuk ajaran yang lebih mementingkan system tindakan dan pengamalan ibadah serta pengamalan ajaran formal yang tampak, sehingga tolak ukur kesalehan dan kedekatan pelakunya pada Tuhan dapat dilihat dan dinilai dari sikap dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Tarekat diartikan sebagai jalan untuk menuju wusul kepada Allah. Tujuan tarekat sebenarnya tidak jauh berbeda dengn tujuan syari’at, yaitu sama-sama untuk memperoleh keridlaan Tuhan. Namun bedanya jika tarekat untuk mencapainya melalui pentahapan sistematis Maqamat dengan bimbingan seorangMursyid, sementara syari’at pencapaiannya tanpa pentahapan2 dan bimbingan seorang Mursyid. Dalam meniti jalan sufi atau belajar ilmu tasawuf harus ada guru atau mursyid. Hal ini karena jika tidak ada guru atau mursyid hasilnya hanya akan sebatas pengetahuan belaka hanya sebatas ilmu saja. Disamping itu, jika tidak dibimbing oleh guru atau mursyid yang berkompeten, salik sebutan orang yang sedang meniti jalan tasawuf akan sulit sampai pada tujuan yang 1 Kharisudin Aqib, Inabah “JalanKembali” dari Narkoba, Stres & Kehampaan Jiwa, Surabaya Bina Ilmu, hlm. v-vi 2 Abdul Munir Mulkhan, Ma’rifat Burung Surga dan Ilmu Kesempurnaan Syekh Siti Jenar, Yogyakarta Kreasi Wacana, 2004, hlm. 41 Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 diharapkan, dan juga akan mudah tersesat. Seorang salik yang meniti jalan tasawuf dengan tanpa seorang guru atau mursyid, ibarat orang masuk hutan belantara dengan tanpa bantuan 3 seorang penunjuk jalan. Oleh karena itu ia akan mudah tersesat. Oleh karena sulitnya meniti jalan tasawuf dan juga banyaknya kejadian seorang salik yang tersesat, kemudian para ulama sufi membentuk sejenis wadah atau lembaga yang berfungsi untuk membantu bagi mereka yang hendak meniti jalan tasawuf. Wadah ini disebut dengan tarekat atau toriqoh. Dalam tarekat ini, sang pencetusnya telah memberikan prinsip- prinsip, syarat-syarat, dan amalan-amalan yang harus diamalkan oleh jama’ah tarekatnya. Seiring dengan berjalannya waktu, wadah-wadah selanjutnya ditulis tarekat untuk meniti jalan tasawuf tersebut banyak bermunculan. Meskipun secara garis besar tujuannya sama, yakni untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun masing-masing tarekat memiliki cara, syarat, dan amalan yang berbeda-beda. Pada umumnya, tarekat tersebut dinamai dengan nama pencetusnya atau juga dengan tujuan dan keunggulannya. Contoh dari nama tarekat yang diambil dari nama pencetusnya antara lain Tarekat Naqsabandiyah yang dicetuskan oleh Baha’uddin an-Naqsabandi, Tarekat Qodiriyah oleh Abdul Qodir al-Jailani, Tarekat Sadziliyah oleh Abu Hasan al-Sazili, sedangkan yang dinamai dari tujuan dan keunggulannya antara lain Tarekat Wahidiyah, Tarekat Akmaliyah, dan lain sebagainya. Tarekat-tarekat ini tersebar keseluruh belahan dunia Islam termasuk Indonesia. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di Dunia dan mayoritas beraliran sunni, jumlah tarekat yang ada di Indonesia pun sangat banyak sekali. Dilihat dari kemu’tabarannya, tarekat-tarekat tersebut di Indonesia dibagi 3 Keterangan Syekh Sholeh Saifuddin di Pondok Pesantren MiftahuFalahil Mubtadiin Pulosari Sukosari Kasembon Malang pada hari Kamis siang, 3 Pebruari 2011 Jam WIB. Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 menjadi dua, yakni tarekat yang mu’tabaroh dan ghoir al-mu’tabaroh. Tarekat mu’tabaroh adalah tarekat-tarekat yang telah terkenal serta memiliki banyak pengikut di seluruh belahan dunia muslim, dan biasanya yang diklaim sanad-nya muttasil hingga ke Rasulullah Saw. Tarekat yang digolongkan kedalam kelompok ini di Indonesia antara lain adalah TarekatNaqsabandiyah, Naqsabandiyah Khalidiyah al-Mujaddidiyah, Sattariyah, Sadziliyah, Qadiriyah, Qadiriyah wa an- Naqsahandiyah, Kubrawiyah, Maulawiyah, Khalwatiyah, Tijaniyah dan lain sebagainya yang menurut Nahdlatul Ulama ada lebih dari 30 Tarekat. Sedangkan tarekat ghoir al- mu’tabaroh adalah tarekat yang memiliki karakter sebaliknya. Diantara tarekat di Indonesia yang dimasukkan kedalam kelompok ini adalah Tarekat Siddiqiyah, Wahidiyah, Miladiyah, dan juga Akmaliyah. Karena dikelompokkan kedalam tarekatghoir al-mu’tabaroh, tarekat-tarekat yang disebutkan terakhir ini sering mendapat cibiran dan pernyataan miring, sehingga perkembangannya agak sedikit terhambat dan kurang begitu pesat dibanding dengan tarekat yang masuk kategorimu’tabaroh. Namun demikian, bukan berarti tarekat-tarekat ini mati tak punya pengikut, bahkan lambat tapi pasti mereka terus 4 berkembang dan mendapat simpati dari masyarakat. Situasi yang menimpa para tarekat ghoir al-mu’tabaroh di atas mengusik pikiran penulis untuk mengkajinya lebih dalam. Namun, pada tulisan ini, karena alasan akademis dan juga menimbang kemampuan, penulis hanya akan memfokuskan kajian pada Tarekat Akmaliyah, dan itupun penulis batasi pada Tarekat Akmaliyah yang berkembang dan diajarkan di Pondok Pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin Pulosari Sukosari Kasembon Malang. Pada tulisan ini penulis berupaya untuk mengkaji sejarah, sistem dan ajaran Tarekat Akmaliyah yang berada di pondok pesantren tersebut. 4 Martin van Brunessen, sempalan Volume 24 Nomor 1 Januari 2013Sekapur Sirih Pondok Pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin1. Letak Geografis Pondok Pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin secara geografis terletak di daerah Pulosari, Sukosari, Kasembon, Malang. Pondok ini berada di daerah perbukitan yang banyak tumbuh sarwa pepohonan dan tumbuh-tumbuhan, serta dikelilingi area persawahan dan perumahan penduduk. Dari jalan utama Malang-Kediri, tepatnya dari gapura perbatasan daerah, pondok ini masuk sekitar 1 Km dan tak jauh dari5 Gunung Krengeh. Pondok pesantren yang diasuh oleh Kyai Haji Sholeh Syaifuddin selanjutnya ditulis Kyai Sholeh ini memiliki beberapa bangunan yang memiliki pola sebagaimana umumnya pondok pesantren, yakni satu bangunan masjid berada ditengah dan disekitarnya terdapat bangunan-bangunan pemondokan serta rumah pengasuh. Di Pondok Pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin, masjid yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ibadah diberi nama Masjid Jannatul Ma’wa. Rumah Kyai Sholeh berada di sebelah kanan depan Masjid menghadap keutara, sebelah timurnya bangunan pondok lama, sebelah utara pondok lama bangunan pondok baru, dan sebelah utaranya lagi terdapat bangunan pondok baru bertingkat yang menjadi tempat kegiatan santri putra untuk mengaji dengan sistem madrasah. Perlu diketengahkan bahwa bangunan perpondokan di pondok ini tidak dibangun secara bersamaan, namun dibangun secara periodik. Oleh karena itu bentuk dan modelnya pun menyiratkan sejarah perkembangan pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin itu sendiri. 5 Gunung Krengeh adalah tempat dimana masayarakat Pulosarimemberikan sesajen dan juga menyembah pohon UNI yang ada di gunung itu. sejarah lurah pondok. Volume 24 Nomor 1 Januari 20132. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin Kyai Sholeh memulai berdakwah ketika beliau tinggal di 6 daerah Ngetrep, rumah istri kedua beliau , dan tak lama kemudian banyak santri berdatangan ingin me-ngaji kepada beliau. Namun, pada tahun 1977, beliau tidak betah di Ngetrep karena kondisi politis daerahnya saat itu. Akhirnya, beliau memutuskan pulang ke Jatirejo, istri Rodhiyah dan anak beliau Muhammad Romli yang baru dilahirkan menyusul kemudian. Di sana beliau bertani dan bertemu dengan Dayat dipanggil pula dengan nama Masykur. Kemudian, Dayat menyarankan agar rumah Kyai Sholeh yang berada di Jatirejo tersebut digunakan untuk berdakwah saja, namun beliau menolak karena di desa tersebut sudah banyak ulama. Setelah peristiwa tersebut, Kyai Sholeh meminta Dayat untuk menunjukkan daerah yang belum tersentuh Islam untuk tempat dakwahnya. Kemudian Dayat mengusulkan daerah 7 Pulosari, sebuah daerah perjudian, dan Kyai Sholeh menyetujuinya. Tahun 1979, putra dari Syahid Yatim dan Asmirah ini datang ke Pulosari dengan Dayat. Kedatangnnya disambut baik 8 oleh Kyai Abdul Astar dengan memberikan sebidang tanah seluas 15m² agar dibangun rumah. Pemberian ini berdasarkan wasiat Kyai Abdul Hamid kepada Kyai Abdul Astar, “Jika adapendatang mau menegakkan agama Islam di sini jangan sampai membeli tanah berikan saja tanahnya”. 6 Kyai Sholeh menikah lagi setelah istri pertamanya wafat. Daerah ini yang memeluk Islam hanya dirinya, istri dan mertuanya 7 Sebelumnya Kyai Sholeh mendapat alamat /petunjuk bahwa tempat yang akan ditempati bernama desa Kacretan –daerah sekitar mengecek ke Purwoasri tapi tidak ada naam desa Kacretan. Beliau mengaitkan Pulosari dengan Kacretan karena tanahnya yang becek jika dilalui akan menimbulkan bunyi cret diambil dari kata Ka-Cret-an. Dan kemiripan nama Pulosari dengan Purwoasri. 8 Kyai Abdul Astar tidak mempunyai putra hanyak anak angkat Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 Untuk membangun rumahnya, Kyai yang pernah belajar di Pondok Pesantren Ringinagung, Pondok Pesantren Sumbersari, dan Pondok Pesantren Sambirobyong ini membeli sebuah rumahgedeg –rumah dari bamboo- di desa Kandangan seharga 57 ribu rupiah. Rumah gedeg tersebut oleh Kyai Sholeh dipindah dan ditempatkan di atas tanah hibah Kyai Abdul Astar tersebut. Dukungan Kyai Abdul Astar untuk kelancaran dakwah Kyai Sholeh tidak berhenti sampai disitu, beliau mewakafkan tanah seluas 30 m² kepada Kyai Sholeh agar dibangun musholla, pondok, dan madrasah. Dalam pembangunannya, beliau membuat batu bata sendiri dengan dibantu oleh 7 orang. Karena modal yang serba terbatas, beliau meminta sumbangan dari warga Jatirejo dan tak lama kemudian bangunan Pondok berhasil berdiri. Saat itu yang mondok mencapai 40 orang santri dan membuat penduduk kaget dengan gerombolan santri’ secara tiba-tiba tersebut. Oleh dasar itu, beliau dicurigai sebagi kepala komando Jihad, namun setelah diperiksa tuduhan tersebut tidak terbukti. Beliau juga meminjam rumah penduduk untuk me-ngaji 40 santrinya. Saat berdakwah, beliau menyisipkan cerita pewayangan untuk menarik perhatian masyarakat agar mau mengenal Islam. Selain itu, untuk menarik perhatian masyarakat, beliau juga memelihara ayam bangkok, karena ketika itu hobi masyarakat adalah sabung ayam. Mengetahui hal itu, banyak penduduk yang datang untuk sabung ayam, bahkan ketika beliau masih me-ngaji. Sejak saat itulah Kyai Sholeh terkenal sebagai Kyai Sabung Ayam. Dalam sabung ayam tersebut, seringkali ayam Kyai Sholeh memperoleh kemenangan. Atas dasar ini, kemudian banyak penduduk yang minta gemblengan untuk ayamnya, supaya bisa selalu menang sebagaimana ayam beliau. Menghadapi permintaan ini, Kyai Sholeh menerimanya dengan ramah dan suka cita. Dalam pemberian gemblengan ini, beliau menyuruh peminta gemblengan untuk membaca Syahadat, lalu mandi Volume 24 Nomor 1 Januari 2013jinabat mandi besar dan kemudian diajari sholat. Metode beliau ini berhasil dan masyarakat, terutama yang tua, mulai berdatangan me-ngaji kepadanya. Satu persatu penduduk sekitar masuk Islam setelah melihat cara beribadah yang diajarkan Kyai Sholeh mudah dipelajari. Masyarakat yang tetap mempertahankan budaya maksiat mulai terancam dengan perkembangan pesat dakwah Kyai Sholeh. Bahkan salah seorang hartawan mendanai seluruh penduduk untuk memelihara babi, agar Kyai Sholeh tidak betah di Pulosari. Tak berselang lama seluruh babi peliharaan penduduk mati setelah saling berkelahi satu sama lain . Tahun 1982 Kyai Abdul Astar mewakafkan tanahnya lagi untuk perluasan pondok pesantren. Kyai Sholeh memberi nama pondok pesantrennya dengan nama Miftahu Falahil Mubtadi’in yang beliau dapatkan saat me-ngaji kitab fiqh Kasifatu Saja. Di dalam kitab tersebut terdapat kalimat persis sebagaimana nama pondok tersebut. Sedang nama madrasah beliau, Futuhiyah, diberikan oleh santrinya dari Jawa Tengah. Sampai tahun 1984, dusun Pulosari belum mempunyai Masjid. Ditahun itu pula, Kyai Sholeh berencana untuk membangun sebuah masjid, dimulai dengan membuat batu bata sendiri dan dibantu santrinya. Setelah melalui proses yang tidak mudah, berdirilah sebuah masjid tanpa nama. Karena ditegur oleh pihak kecamatan untuk segera memberikan nama masjid baru tersebut, Kyai Sholeh memberinya nama Jannatul Ma’wa, karena beliau berkeinginan agar semua jamaah masuk surga. Fasilitas belajar mengajar di Ponpes pada waktu itu sangatlah kurang memadai maka pada tahun 1995 Kyai Sholeh berniat membangun sebuah gedung madrasah berlantai dua berukuran 8 x 30 m. Proses pembangunannya agak terhambat, karena lokasi pembangunannya berbentuk jurang dengan kedalaman sekitar 3,05 m. Pembangunan ini baru berhasil diselesaikan tiga tahun kemudian. Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 Tahun 2000, Kyai Sholeh dan Istrinya Rodhiyah menunaikan ibadah haji. Sekembali dari tanah suci, pada tahun berikutnya 2002 beliau membangun gedung Ponpes Putri berlantai dua diatas tanah pribadi. Perjuangan tentunya perlu pengorbanan karena perjuangan tanpa pengorbanan akan terasa hampa, begitu kata orang. Begitu pula yang terjadi pada KH Sholeh Saifuddin dalam perjalanan dakwahnya beliau tidak luput dari berbagai cobaan, rintangan, dan hambatan. Mereka yang tidak suka dengan ponpes di Pulosari selalu mencari cara agar Kyai Sholeh dan pondok pesantren yang diasuhnya hancur. Dimulai dengan menyebarkan fitnah di kampung-kampung, pasar-pasar, perkumpulan- perkumpulan, dan tempat umum lainnya. Diantaranya fitnah tersebut adalah Difitnah mendirikan Negara sendiri/ makar ï‚ Difitnah sebagai ketua komando Jihad ï‚ Difitnah mendirikan aliran sesat ï‚ Bagi mereka sebuah pesantren hanya rintangan untuk hidup bermaksiat belaka. Mereka akan melakukan apa saja untuk menghilangkan rintangan tersebut, termasuk memfitnah. Fitnah yang mereka sebarkan menuai hasil, masyarakat dari berbagai kalangan banyak yang terprovokasi olehnya, bahkan 9 media televisi sekalipun. Sejak berdirinya Ponpes di Pulosari, mereka telah melakukan penyerbuan sebanyak 3 kali dengan alasan yang tidak jelas. Penamaan, Sanad, dan Posisi Tarekat Akmaliyah1. Riwayat Penamaan Penamaan Tarekat Akmaliyah, menurut keterangan dari putra Kyai Sholeh, Gus Romli Rofa’Ilalloh, yang ia nukil dari 9 JTV pojok kampong hari sabtu sore tanggal 12 April 2008 memberitakan bahwa Kyai Sholeh menyerobot tanah Volume 24 Nomor 1 Januari 201310 Syeikh Maulana Ishak, adalah diambil dari martabat iman yang keempat, yaitu ilmul yaqin, ainul yaqin, haqul yaqin, dan 11 akmalul yaqin. Akmalul yaqin adalah tingkatan iman yang paling tinggi dan sempurna. Terkait dengan pemahaman dari masing-masing tingkatan iman ini Syeikh Maulana Ishak menjelaskannya dengan menggunakan Ka’bah tamsil sebagaimana berikuta. Ilmul yaqin, adalah imannya seseorang yang dikabari orang yang baru pulang haji bahwa di belahan bumi sana, tepatnya di Makkah, ada suatu bangunan berbentuk segi empat, diselimuti kiswah empat, yang di situ dikelilingi oleh jutaan orang yang diberi nama Ka’bah. Orang yang memberi kabar itu betul-betul baru pulang haji dan memiliki bukti dengan membawa barang dari sana umpamanya, kemudian orang yang dikabari sudah yakin dan merasa cukup sampai sebatas tahu itu. b. Ainul yaqin, adalah imannya seseorang yang dikabari seperti orang yang pertama tadi, namun dia tidak cukup sampai disitu. Dia penasaran yang kemudian memutuskan berangkat ke Makkah dan akhirnya menyaksikan langsung keberadaan Ka’bah tesebut, walaupun hanya melihatnya dari jarak Haqqul yaqin adalah imannya seseorang yang tidak puas hanya dengan kabar dan melihat dari jarak jauh. Ia kemudian bertarekad untuk mendekat hingga menyentuh Ka’ Akmalul yaqin adalah imannya seseorang yang tidak puas hanya dengan kabar, melihat dari jauh, dan juga 10 Ia adalah keponakan dan murid Syaikhona Khalil BangkalanMadura. Ia juga merupakan saksi hidup bahwa Syaikhona Khalil mengajarkan Tarekat Akmaliyah dan menulis kitab terkait Akmaliyah yang berjudul Bayanu Tariqil Haq. Wawancara dengan Gus Romli…. 11 Nama Akmaliyah hasil wawancara dengan Gus Romli di rumah dalemnya sabtu malam minggu pada tanggal 5 pebruari 2011 pukul Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 menyentuh. Dia ingin lebih dekat lagi, yakni masuk langsung ke dalam Ka’bah, sehingga kemanapun dia menghadap dia menghadap Ka’bah fa ainama tuwallu illa ka’bah. Ini ibarat dari kemanapun seseorang menghadap, sukmanya hanya menyaksikan Allah semata Fa ainama tuwallu fatsamma wajhullah. Gus Romli Rofa’Ilalloh menjelaskan lebih lanjut bahwa nama Tarekat Akmaliyah dirujukkan pada tingkatan imanakmalul yaqin karena tingkatan iman inilah tujuan Tarekat Akmaliyah. Dengan kata lain, nama Akmaliyah tersebut adalah ejawantah dari tujuan tarekatnya. Penjelasan-penjelasan di atas adalah penjelasan mengenai asal-muasal penamaan Tarekat Akmaliyah secara umum. Kemudian, asal-muasal penamaan Tarekat Akmaliyah secara khusus, local Pondok Pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin Pulosari yang menambahi nama tarekat tersebut dengan as-Sholihiyah Pulosari di belakangnya, adalah karena Kyai Sholeh memiliki metode pengajaran yang berbeda dengan para gurunya yang berakibat pada corak Tarekat Akmaliyah-nya pun memiliki corak yang Sanad Menurut riwayat Gus Romli Rofa’ Ilallah, TarekatAkmaliyah sudah ada sejak zaman al-Arifbillah Kyai Haji Kholil Bangkalan Madura. Syaikhona Khalil, sapaan lazim Kyai Haji Kholil Bangkalan Madura, hanya mengajarkan tarekatAkmaliyah kepada murid-muridnya yang terpilih, yang ia anggap mampu untuk mengamalkannya. Salah satu murid terpilih tersebut adalah Kyai Haji Siroj al-Arif Billah Bendosari, Kras, Kediri. Sebagaimana gurunya, Kyai Siroj, panggilan Kyai Haji Siroj al-Arif Billah, juga hanya mengajarkan tarekatAkmaliyah hanya kepada murid-muridnya yang terpilih, yang diantaranya ialah Kyai Haji Sholeh Syaifuddin Pulosari. Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 Masih menurut keterangan Gus Romli Rofa’Ilallah, jika diturut lebih jauh serta dilihat dari ajaran Tarekat Akmaliah tentang martabat sab’ah martabat tujuh dan wihdatul wujud penyatuan wujud, tarekat ini bisa disambungkan kepada Syekh Saman pendiri tarekat Samaniyah. Syekh Saman mengadoppsi dari Syekh Fadlullah al-Burhanpuri Pembesar Tarekat Syatoriyah Nusantara. Syekh Fadlullah al-Burhanpuri menyempurnakan ajaran Syekh Abdul Karim al-Jilli. Al-Jilli menyempurnakan ajaran Ibnu A’robi, dan Ibnu A’robi menyempurnakan ajaran Abu Mansur al-Hallaj. “Kalau Akmaliyah dipahami sebagai martabat, intinnya adalah martabat sab’ah martabat tujuh, yaitu ahadiyah, wahdah, wahidiyat, arwah, missal,ajsam, insan al-kamil. Sebenarnya, martabat tujuh ini juga ada dalam Tarekat Sathariyah dan TarekatSamaniyah. Nah, kalau dikembalikan kepada induknya, semua ini adalah fahamnya Syekh Fadlullah al-Burhanpuri dan diterangkan dalam kitabnya yang berjudul Tuhfatul Mursalah. Syekh Fadlullah al-Burhanpuri adalah penganut fahamwihdatul wujud dan sekaligus penyempurna kitab Insan Kamil-nya Syekh Abdul Karim al-Jilli. Syekh Abdul Karim al-Jilli adalah cucu dari Syekh Abdul Qodir al-Jailani pendiri Tarekat Qadiriyah, pen dan menyempurnakan faham wihdatul wujudnya Syekh Ibnu Arabi. Kalau dicari lebih keatas lagi, maka Syekh Ibnu Arabi ini adalah penyempurna fahamnya Syekh Abu Mansur al-Hallaj atau yang dikenal di kalangan sufi sebagai Syeikhul Akbar, bahkan Syekh Imam al-Ghazali sendiri menyebutnya dengan sebutan itu. Maka dari itu, kalau diurutkan rangkaian sanad kitabnya, maka dimulai dari Syekh Abu Mansur al-Hallaj, terus kemudian Syekh Ibnu Arabi, lalu disempurnakan oleh Syekh Abdul Karim al-Jilli, dan matangnya itu di Syekh Fadlullah al- Burhanpuri. Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 Syekh Fadlullah al-Burhanpuri adalah pengikutSathariyah, kemudian dari sana diadobsi oleh tarekat-tarekat yang lain termasuk Syekh Saman, pendiri tarekat Samaniyah, terus kemudian sampai di 12 jawa. Dilihat dari runtutan sanad tersebut, maka sedikit banyak bisa dipahami bahwa sanad Tarekat Akmaliyah tidak se-rigid sanad yang ada pada tarekat-tarekat besar lainnya. Runtutan sanad tersebut hanya menerangkan sanad sebagian dari ajarannya. Dengan demikian, secara penamaan TarekatAkmaliyah adalah tergolong tarekat baru, yang baru muncul setelah munculnya Tarekat Samaniyah. Hal ini didasarkan pada paragraf akhir dari keterangan di atas, yakni ajaran Syekh Fadlullah al-Burhanpuri yang diklaim sebagai induk rujukan ajaran martabat sab’ah dan wihdatul wujud di Nusantara baru sampai ke Jawa setelah Syekh Saman mendirikan tarekatSamaniyah. Dan, Kyai Sholeh mendapatkan ajaran Tarekat Akmaliyah dari Kyai Siroj, Kyai Siroj dari Syaikhona Kholil yang tinggal di Bangkalan Madura, suatu wilayah yang juga diidentikkan dengan Jawa. Dari runutan ini, maka kemungkinan terbesar munculnya Tarekat Akmaliyah adalah pada masa Syaikhona Kholil atau pada masa sebelumnya, yang jelas setelah tarekat Samaniyah Tarekat Akmaliyah dan Tarekat-Tarekat Lain Masih mengambil pemahaman dari keterangan Gus Romli Rofa’Ilalloh pada sub di atas, tepatnya mengenai runutan sanad Tarekat Akmaliyah yang dikaitkan dengan tarekat-tarekat lain Tarekat Samaniyah dan Sathariyah yang telah ada sebelumnya, maka menunjukkan bahwa Tarekat Akmaliyah bukanlah tarekat yang berdiri secara mandiri dan bukan pula tarekat pelanjut. Bukan tarekat yang berdiri sendiri karena dalam 12 Wawancara dengan Gus Romli Rofa’ Ilalloh di rumah dalemnya sabtu malam minggu pada tanggal 5 pebruari 2011 pukul Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 keterangan tersebut diterangkan bahwa antara TarekatAkmaliyah dan dua tarekat tersebut memiliki kesamaan ajaran dan bahkan diakui memiliki ketersambungan, sedangkan bukan merupakan tarekat pelanjut karena jika pelanjut ia akan memiliki nama, konsep ajaran, dan sistem yang persis sama atau memiliki perbedaan yang sangat sedikit dengan tarekat yang dilanjutkan, misalnya Tarekat Naqshabandiyah Khalidiyah al-Mujaddidiyah yang memperbaharui atau menlanjutkan Tarekat Naqshabandiyah. Dengan demikian, kemungkinan terbesar adalah bahwa Tarekat Akmaliyah merupakan sejenis tarekat penggabung dari tarekat-tarekat sebelumnya seperti TarekatQadiriyah wan Naqshabandiyah yang menggabungkan antara Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqshabandiyah. Kesimpulan ini diperkuat dengan pernyataan Gus Romli, menurutnya Tarekat Akmaliyah adalah tarekat yang menggabungkan atau mengambil inti-inti pokok ajaran tarekat-tarekat yang telah ada, terutama lima tarekat besar, yaitu Tarekat Qadiriyah, Naqshabandiyah, Sathariyah, Sadziliyah dan Samaniyah. Terkait posisi Tarekat Akmaliyah diantara tarekat-tarekat lainnya tersebut Gus Romli Rofa’Ilalloh memberikan ibarat sebagai berikut Kalau didalam dunia kita mengenal kecanggihan modern, dulu orang ingin ke Surabaya perlu waktu setengah hari, bahkan sampai satu hari. Ketika ditemukan teknologi sepeda, waktu tempuh semakin berkurang yaitu lebih cepat, mobil lebih cepat lagi, pesawat lebih cepat lagi, maka didalam urusan ukhrawi juga sama. Sehingga tarekat-tarekat itu kalau kita melirik pada Qadiriyah yang asli itu ditetapkan riyadhah yang luar biasa ketat, sangat sulit kalau diterapkan pada zaman sekarang,Naqshabandiyah lebih ringan lagi, Syadziliyah itu lebih ringan lagi, Sathariyah lebih terbuka,Akmaliyah itu lebih terbuka lagi. Cuma, semua itu Volume 24 Nomor 1 Januari 201313 Dalam keterangan tersebut diterangkan bahwa Tarekat Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 adalah jalan. Ini kalau saya gambarkan orang menuju ke Istana Negara, itu ada yang naik sepeda, naik mobil, dan ada yang naik kereta api. Nah, semua yang saya sebutkan ini ada rambu-rambu lalulintasnya, ada aturan baku yang mungkin harus di penuhi. Tapi coba bagi mereka yang naik pesawat, maka tidak ada aturan itu. Jadi mau belak-belok kesana- kemari, naik-turun kan lebih cepat dan lebih mudah, tentu bagi yang sudah bisa mengemudikannya. Inilah kiranya gambaran adalah tarekat yang mengambil inti pokok ajaran dari tarekat-tarekat terdahulu dan diposisikan lebih tinggi dan lebih cepat Pesawat terbang sampai pada tujuan dibandingkan yang lainnya. Namun, hal ini hanya bisa dicapai bagi mereka yang mampu mengemudikannya. Maksudnya, bagi mereka yang mengetahui cara dan memenuhi aturan-aturannya. Sebab, lanjut Gus Romli, jika pesawat itu dikemudikan oleh mereka yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, mereka akan jatuh ke posisi awal. Alih-alih mendapatkan sambutan manis dari Allah, yang ada adalah murka-Nya. Oleh karena itu, seorang salik Tarekat Akmaliyah yang menginginkan hasil yang sempurna harus mampu memenuhi syarat-syarat tersebut, terutama terkait adab. Jadi Hadratu Rububiyah itu menuntut pada etika yang sempurna, makanya ada istilah HasanatulAbrar Sayi’atul Muqorrobin, jangankan Allah presiden kalau digitukan akan marah. Kalau rakyat biasa ini kentut didepan umum itu biasa-biasa saja, akan tetapi kalau seorang menteri kok kentut di 13 Wawancara dengan Gus Romli Rofa’ Ilalloh di rumah dalemnya sabtu malam minggu pada tanggal 5 pebruari 2011 pukul depan presiden itu kan podo karo nantang yok ora, 14 sama juga menantang presiden iya tidak?. Hasil yang sempurna atau tujuan akhir dari Tarekat Akmaliyah adalah sebagaimana telah penulis terangkan pada sub-bab penamaan Akmaliyah, yakni mampu mencapai tingkatan iman Akmalul Yaqin. Kendatipun telah mencapai tingkatan ini, seorang salik Akmaliyah tetap harus ngugemi adab, tetap harus menjalankan Syari’at. Menurut keyakinan Tarekat Akmaliyah, ke-akmaliyah-an seseorang bisa dibuktikan ketika ia telah meninggal dunia. Seseorang yang telah mencapai derajat akmaliyah/akmalulyaqin, ketika ia meninggal dunia dan mayatnya dikubur, mayatnya akan hilang muksa. Hal ini karena ketika ia ditawariraudhah, ia menjawab bahwa ibadah saya bukan karena mengharap pahala dan surga, saya hanya menghendaki Allah,mukhso lebur pada dzat-Nya. Jika seseorang masih dalam tingkatan haqul yaqin, jasad serta kain kafannya masih utuh dan darahnya masih segar meskipun telah dikubur beratus-ratus tahun. Jika masih dalam tingkatan ainul yaqin, jasad, darah dan kain kafannya masih utuh. Hal yang membedakan dengan tingkatan haqul yaqin adalah jasad dan darahnya sudah mengering. Sistem Tarekat Akmaliyah Assholihiyah Pulosari Proses menjadi anggota Tarekat Akmaliyah AssholihiyahPulosari ada dua cara, yakni 1 calon murid datang langsung kepada Mursyid dan mengutarakan maksud untuk menjadi anggota Tarekat, dan 2 calon murid bertanya kepada pengamal Tarekat Akmaliyah Assholihiyah Pulosari mengenai cara menjadi anggota tarekat itu, dan pada umumnya akan 14 Wawancara dengan Gus Romli Rofa’ Ilalloh di rumah dalemnya sabtu malam minggu pada tanggal 5 pebruari 2011 pukul Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 15 diberitahukan bagaimana caranya. Setelah proses tersebut dan mendapatkan izin, calon murid disuruh mengerjakan puasa tarkukulli dzi ruh selama tiga hari dan wirid sebanyak 500 X setiap hari. Perlu digaris bawahi bahwa masing-masing hari memiliki niat puasa yang berbeda. Lebih mudahnya penulis rinci sebagai berikut a. Niat puasa hari pertama nawaitu shauma ghadin lisuluki thariqil muttaqin wiridnya ya hadhi ya alim ya khabir ya mubin 500x b. Niat puasa hari kedua nawaitu shauma ghadin lisuluki thariqi shalihin wiridnya ya hadhi ya alim ya khabir ya mubin 500x c. Niat puasa hari ketiga nawaitu shauma ghadin lisuluki thariqil arifin wiridnya ya hadhi ya alim ya khabir ya mubin 500x Setelah berpuasa bila ruhin dan melakukan wirid selama tiga hari, calon murid lalu datang lagi kepada mursyid untuk dibai’at. 16 Bai’at berasal dari kata ba’a “ ÙŽØ¹ïºŽÙŽïº ” yang berarti menjual. Maksudnya adalah seluruh hidup dan mati dijual kepada Allah. Ibadah, shalat, amal, hidup dan mati semua diserahkan kepada Allah sampai diri tidak memiliki apa-apa. Bahkan sampai diri sendiri pun tidak dimiliki. Syarat-syarat bai’at antara lain a Suci dari hadas besar dan kecil, bSudah berpuasa tiga hari tarku kulli dzi ruh, c Ada guru mursyid, d Ada yang dibi’at, dan eDuduk berhadap- hadapan antara calon murid dan mursyid. Adapun tata cara bai’at adalah duduk berhadapan dengan guru Mursyid dengan menyatukan kedua lutut sampai 15 Keterangan Kyai Sholeh nama panggilan Kyai Haji Sholeh Saifuddin Al Arif Billah dipondok pesantren Pulosari sabtu malam minggu 16 M. Kasir Ibrahim, Kamus Arab, arab-indonesia, Indonesia-arab, Surabaya Apollo tanpa tahun. Hal, 35 Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 bersentuhan dengan lututnya guru Mursyid. Setelah itu manutnut opo jare guru Mursyid ikut lahir-batin dengan apa yang dilakukan oleh guru Mursyid. Sedangkan pantangannya adalah tarku syari’at menginggalkan syari’at dan khianat Mursyid. Setelah dibai’at, maka selanjutnya yang dilakukan oleh murid adalah melaksanakan segenap sistem yang ada dalam Tarekat sebagai berikut 1. Suluk Pengertian suluk adalah membersihkan hati dari semua yang selain Allah dan menjauhkan hati dari hawa nafsu serta semua yang menjadi ajakannya. 17 Pekerjaan-pekerjaan dalam suluk adalah dengan kesungguhan membaca istighfar “ ُ ïºÙï»”ْﻐَﺘْﺳَا ﻢْﯿِﻈَﻌْﻟا َﲓ 100 x dengan mengeraskan suara sekeras- kerasnya jahr b. Membaca “ ﻒْﯿِﻄَﻟ ﺎَﯾ “ 100x dengan suara sekeras- kerasnya jahr “ ÙØ¹ÙïºªÙŽïº ïºŽÙŽï¯¾ “ 100x dengan suara sekeras-kerasnya jahr d. Membaca “ Ù’ïºÙŽïº’ْﻛأ Ùï² “ 100x dengan suara sekeras- kerasnya jahr “ ﻢﻟآ“ 100x dengan suara sekeras-kerasnya jahr f. Membaca “ Ù’ïºªï± ï»¤ÙŽïº¤Ùï»£ ï»°ÙŽï» ÙŽï»‹ ï² ï± ï»žÙŽïº»“ 100x dengan suara sekeras- kerasnya Jahr g. Membaca “ ï² ï± ï»»ÙØ§ َïَﻟِا َﻻ“ 100x dengan suara sekeras- kerasnya Jahr Kesemuanya ini dibaca setiap ba’da magrib dan isya’ secara berjamaah. Membacanya dengan menggambarkan hati ibarat besi yang berkarat terkena hantaman sesuatu yang sangat besar dan akan bersih 17 Keterangan dalam salah satu pengajian rutin yang ada pada tiap malam minggu di Pulosari Kasembon Malang. karat-karat yang ada dalam besi itu karenanya, atau memaksa semua yang dibaca dengan lisan itu agar masuk sampai kepada hati, kepada ruh sukma/nyawa, 18 bahkan sampai pada sirr rasa. 2. Dzikir Dzikir adalah langkah pertama dijalan cinta, sebab kalau orang mencintai orang lain maka ia akan suka menyebut namanya dan selalu ingat kepadanya. Dzikir adalah ibadah yang dengan cepat dapat membuka tabir penghalang antara manusia dengan tuhannya. Tabir itu misalnya akhlak yang buruk, akhlak yang menyimpang dari aturan agama, sehingga dengan akhlak itu hati tertutup oleh kotoran yang bisa menghalangi seseorang untuk dekat kepada Allah. Bila ingin hatinya terbuka dan tersingkap tabirnya, maka cara yang paling cepat adalah dengan dzikir 19 kepada Allah. Apabila seorang salik menemukan kesulitan dalam suluknya, maka dzikir merupakan pedang untuk menakuti musuhnya, dan Allah akan akan melindungi siapapun yang ingat akan Dia baik dalam keadaan susah, bahaya dan bahagia. Orang ahli Tarekat hatinya haruslah dikasih makan dengan dzikir kepada Allah. Makna dzikir dalam Tarekat Akmaliyah ada dua macam, yaitu 1 dzikir berarti menyebut, dan 2 dzikir berarti mengingat. Oleh Karena itu, dalam hubungan dengan dzikir terdapat lima tingkatan, yaitu Pertama, orang yang tidak berdzikir sama sekali, baik dalam arti menyebut atau mengingat; Kedua, orang yang berdzikir dengan lisan saja, tidak beserta hatinya. Inilah orang yang dalam al-Qur’an dikatakan sebagai orang yang summun bukmun ngumyun 18 Keterangan Gus Romli Rofa’ Ilallah Sabtu malam minggu, 8 Oktober malam di dalemnya rumahnya 19 Pengajian tauhid tiap sabtu malam minggu di dusun Pulosari Kasembon Malang. Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 Volume 24 Nomor 1 Januari 2013 fahum la yarji’un buta tuli bisu dan tidak pernah kembali. Lisan dan hatinya suka berkeliaran terus tidak pernah mau pulang kepada Allah; Ketiga, orang yang berdzikir dengan hatinya saja, tanpa dengan lisan; Keempat, orang yang berdzikir dengan lisan dan hatinya, akan tetapi masih dimilikinya sendiri tidak diserahkan kepada Allah; dan Kelima, orang yang berdzikir dengan lisan dan hatinya dengan hudurul qolbi dan dia tidak merasa memiliki dzikir itu baik lisan atau hatinya. Dia mengerti bahwa menyebut dengan lisan itu perbuatan Allah atau hati yang mengingat itu juga perbuatan Allah. Tingkatan yang terakhir inilah yang diajarkan Tarekat Akmaliyah kepada seluruh anggotanya. Dan perlu diingat, dzikir boleh dilakukan dimana saja, pada saat apa saja, kapan saja, dan tanpa dibatasi pada waktu-waktu tertentu. KESIMPULAN Ulasan-ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemunculan Tarekat Akmaliyah di Sukosari dimandegani oleh Kyai Sholeh sejak awal berdirinya Pondok Pesantren Miftahu Falahil Mubtadiin pada tahun 1979. Kyai Sholeh mendapatkan ajaran Akmaliyah dari Kyai Siroj Bendosari Keras, dan Kyai Siroj dari Syaikhona Kholil Bangkalan Madura. Penamaan Akmaliyah ditujukan pada tujuan akhir tarekat, yakni martabat iman akmalul yaqin. Sedangkan penamaan khusus Tarekat Akmaliyah as-Sholihiyah Pulosari ditujukan sebagai pembeda dari tarekat-tarekat Akmaliyah yang diajarkan oleh mursyid lain. Hal ini karena Kyai Sholeh memiliki metode yang berbeda dalam pengajarannya. Titik puncak ajaran Tarekat Akmaliyah as-SholihiyahPulosari sama dengan tarekat Akmaliyah lainnya, yaitu tercapainya akmalul yaqin yang tidak lain adalah penyatuan hamba dan Sang Kholik wihdatul wujud. Jika dilihat dari ajaran ini, Tarekat Akmaliyah bisa dirunut sanad ajarannya kepada Abu Mansur al-Hallaj. Abu Mansur al-Hallaj dilanjutkan oleh Ibnu A’robi. Ibnu A’rabi disempurnakan oleh Syeikh Abdul Karim al-Jilli. al-Jilli disempurnakan oleh Syeikh Fadlullah al-Burhanpuri. Dari al-Burhanpuri diadopsi oleh Syeikh Saman, dan dari Syeikh Saman baru masuk ke Jawa yang kemungkinan besar adalah Syaikhona Kholil. Dilihat dari runutan ini, Tarekat Akmaliyah adalah tarekat penggabung dari beberapa tarekat sebelumnya, yakni Tarekat dan Qadiriyah, Naqshabandiyah, Sathariyah, Sadziliyah, Samaniyah. Untuk menjadi murid Tarekat Akmaliyah as-SholihiyahPulosari, seorang calon murid melalui beberapa tahap, yaitu 1 ijin masuk kepada mursyid; 2 puasa bila ruh dan wirid tertentu selama tiga hari; 3 bai’at; dan 4 suluk dan dzikir. Setidaknya ada ratusan tarekat yang telah berkembang di Dunia. Tentu untuk menjelaskan kesemua tarekat tersebut tidak cukup hanya dalam satu postingan ini. Untuk itu, dalam pembahasan ini hanya mengangkat beberapa tarekat saja yang paling tidak bisa memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada kita tentang Tarekat tersebut termasuk ajaran-ajarannya. Tarekat QadiriyahQadiriiyah adalah nama tarekat yang diambil dari nama pendirinya yaitu Abdul al-Qadir Jailani yang terkenal dengan sebutan Syeikh Abd al-Qadir Jila al-Gawast al-Auliya. Tarekat ini menempati posisi yang amat penting dalam sejarah spritualitas Islam, karena tidak saja sebagai pelopor lahirnya organisasi tarekat, tetapi juga cikal bakal munculnya berbagai cabang tarekat di dunia. Kedati struktur organisasinya baru muncul beberapa dekade setelah SyaziiliyahPendirinya yaitu Abu al-Hasan al-Syadzili. Nama legkapnya adalah Ali ibn Abdullah bin Abd Jabbar Abu al Hasan al-syadziili. Beliau dilahirkan di desa Ghumarra. Terekat ini berkembang pesat antara lain di Tunisia, Mesir, Sudan, suriah dan semenanjung Arabiyah, masuk Indonesia khususnya di Wilayah Jawa tengah dan Jawa pemikiran pemikiran terkat al-Syaziliyah antara lain Pertama, Tidak menganjurkan kepada muridnya untuk meninggalkan profesi dunia. Pandangannya mengenai pakaian, makanan dan kendaraan, akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT. Meninggalkannya yang berlebihan akan menimbulkan hilangnya rasa syukur, dan berlebihan dalam memanfaatkan dunia akan membawa kepada Tidak mengabaikan dalam menjalankan syariat Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi Miliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak tergantung pada harta yang dimilikinya. Seorang boleh saja mencari harta, namun jangan menjadi hamba Berusaha merespon apa yang sedang mengancam kehidupan umat , berusaha menjembatani antara kekeringan spiritual yang dialami oleh banyak orang yang hanya sibuk dengan urusan ajaran tarekat Syaziliyah mudah dalam perkara ilmu dan akal. Ajaran serta latihan–latihan penyucian dirinya tidak rumit dan tidak berbelit-belit. Yang dituntut dari para pengikutnya adalah meninggalkan maksiat, harus memelihara segala yang diwajibkan oleh Allah SWT dan mengerjakan ibadah-ibadah yang disunnahkan sebatas kemampuan tanpa paksaan. Bila telah mencapai tingkat yang lebih tinggi, maka wajib melakukan zikrullah sekurang-kurangnya seribu kali dalam sehari semalam dan juga harus beristigfar sebanyak seratus kali dan membaca shalawat terhadap nabi Muhammad SAW sekurang kurangnya seratus kali sehari NaqsyabandiyahPendiri tarekat ini adalah Muhammad bin Muhammad Bah al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi. Lahir di Qashrul Arifah. Ia mendapat gelar Syah yang menunjukkan posisinya yang penting sebagai pemimpin spiritual. Ia belajar Ilmu Tarekat pada Amir Sayyid Kulal al-Bukhari. Dari sinilah ia pertama belajar tarekat. Pada dasarnya tarekat ini bersumber dari Abu Ya’qub Yusuf al-Hamdani, seorang sufi yang hidup sezaman dengan Abdul Qadir Jailani. Pusat perkembangan Tarekat Tarekat Naqsyabandiyah adalah di Asia Tengah, ke Turki, India, Mekkah termasuk ke Indonesia, melalui Jemaah Haji yang pulang ke Indonesia. Dalam perkembangannya mengalami pasang ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain Gerakan Pembaharuan dan politik. Penaklukan Makkah oleh Abd al-Aziz bin Saud berakibat besar terhambatnya perkembangan tarekat Naqsabandiyah. Karena sejak saat itu kepemimpinan di Makkah diperintah oleh kaum Wahaby yang mempunyai pandangan buruk terhadap itu tertutuplah kemungkinan untuk mengajarkan tarekat ini di Makkah bagi Jamaah haji khususnya dari Indonesia yang setiap dari generasi banyak dari mereka masuk tarekat. Tarekat Naqsabandiyah mempunyai beberapa tata cara peribadatan, teknik spiritual dan ritual tersendiri, antara lain adalah Pertama, Husy dar dam , Suatu latihan konsentrasi dimana seorang harus menjaga diri dari kehkilafan dan kealpaan ketika keluar masuk nafas, supaya hati selalu merasakan kehadiran Allah SWT .Kedua, Nazhar bar Qadam, “Menjaga langkah”. Seorang murid yang sedang menjalani khalwat suluk, bila berjalan harus menundukkan kepala , melihat kearah kaki. Dan apabila duduk, tidak memandang ke kiri atau ke kanan. Ketiga, Safar dar wathan.” Melakukan perjalan di tanah kelahirannya”. Maknanya melakukan perjalanan bathin dengan meninggalkan segala bentuk ketidaksempurnaannya sebagai manusia menuju kesadaran akan hakikatnya sebagai mahluk yang mulia. Keempat, Khalwat dari anjuman, ” Sepi di tengah keramaian”. Kelima, Yad krad, ” Ingat atau menyebut”. Berzikir terus menerus mengingat Allah, baik zikir Ism al-Dzatmenyebut nama Allahmaupun zikir naïf Itsbat Menyebut La Ilaha Illa AllahTarekat KhalwatiyahNama tersebut diambil dari nama seorang sufi ulama dan pejuang Makassar yaitu Muhammad Yusuf bin Abdullah Abu Mahasin al-Taj al-Khalwaty al-Makassary. Sekarang terdapat dua cabang terpisah dari tarekat ini yang hadir bersama kita. Keduanya dikenal dengan nama Tarekat Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman. Tarekat Khalwatiyah ini hanya menyebar dikalangan orang Makassar dan sedikit orang bugis. Para khalifah yang diangkat terdiri dari orang Makassar sehingga secara etnis tarekat ini dikaitkan dengan suku tersebut. Beliau yang pertama kali menyebarkan tarekat ini ke Indonesia. Guru beliau Syaikh Abu al- Baraqah Ayyub al-Kahlwati al-Quraisy bergelar ” Taj al- Khalwaty” sehingga namanya menjadi Syaikh Yusuf Taj al-Khalwaty. Al-Makassary dibaiat menjadi penganut Tarekat Khalwatiyah di Damaskus Ada indikasi bahwa tarekat yang dijarkan merupakan penggabungan dari beberapa tarekat yang pernah ia pelajari, walaupun Tarekat Khalwatiyah tetap yang paling dasar ajaran Tarekat khalwatiyah adalah Pertama, Yaqza maksudnya kesadaran akan dirinya sebagai makhluk yang hina di hadapan Allah SWT. Yang maha Agung. Kedua, Taubah Mohon ampun atas segala dosa. Ketiga, Muhasabah, menghitung-hitung atao introspeksi diri. Keempat, Inabah, berhasrat kembali kepada Allah. Kelima, Tafakkur Merenung tentang kebesaran Allah. Keenam, I’tisam selalu bertindak sebagai Khalifah Allah di bumi. Ketujuh, Firar Lari dari kehidupan jahat dan keduniawian yang tidak berguna. Kedelapan, Riyadah melatih diri dengan beramal sebanyak-banyaknya. Kesembilan, Tasyakur, selalu bersyukur kepada Allah dengan mengabdi dan memujinya. Kesepuluh, Sima’ mengkonsentrasikan seluruh anggota tubuh dan mengikuti perintah-perintah Allah terutama SyattariyahPendirinya tarekat Syaikh Abd Allah al-Syathary. Jika ditelusuri lebih awal lagi tarekat ini sesunggguhnya memiliki akar keterkaitan dengan tradisi Transoxiana, karena silsilahnya terhubungkan kepada Abu Yazid al-Isyqi, yang terhubungkan lagi kepada Abu yazid al- Bustami dan Imam Ja’far Shadiq. Tidak mengherankan kemudian jika tarekat ini dikenal dengan nama Tarekat Isyqiyyah di Iran, atau Tarekat Bistamiyah di Turki Utsmani. Sekitar abad ke lima cukup popular di Wilayah Asia Tengah, sebelum akhirnya memudar dan pengaruhnya digantikan oleh Tarekat Syattariyah menonjolkan aspek dzikir dalam ajarannya. Para pengikut tarekat ini mencapai tujuan-tujuan mistik melalui kehidupan asketisme atau zuhud. Untuk menjalaninya seseorang terlebih dahulu harus mencapai kesempurnaan pada tingkat akhyar orang yang terpilih dan Abrar orang yang terbaik.Ada sepuluh aturan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tarekat Syattariyah ini, Sebagaimana yang di kutip dalam Ensiklopedi Islam yaitu Tobat, Zuhud, Tawakkal, Qanaah, Uzlah, Muraqabah, Sabar, Ridha, Dzikir dan Musyaahadah menyaksikan Keindahan, kebesaran dan kemuliaan AllahSWT Dzikir dalam Tarekat Syattariyah terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu Kesatu, Menyebut nama-nama Allah SWT yang berhubungan dengan keagungan-Nya, Kedua, menyebut nama-nama Allah SWT yang berhubungan dengan Keindahan-Nya, Ketiga, menyebut nama-nama Allah SWT yang merupakan gabungan dari kedua sifat SammaniyahDidirikan oleh Muhammad bin Abdul Karim al-Madani al-Syafi’i al-samman, lahir di Madinah dari keluarga Quraisy. Di kalangan muridnya ia lebih di kenal dengan nama al-Sammany atau Muhammad Samman. Beliau banyak menghabiskan hidupnya di Madinah dan tinggal di rumah bersejarah milik Abu Bakar – guru beliau Muhammad Hayyat seorang muhaddits di Haramain sebagai penganut tarekat Naqsyabandiyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang penentang bid’ah dan praktik-praktik syirik serta pendiri Wahabiyah. Muhammad Sulaiman Al-Qurdi, Abu Thahir Al-Qur ani, Abdul Allah Al-Basri, dan Mustafa bin Kamal Al-Din Al-Bakri. Mustafa bin kamal Al-Din al-Bakri Mustafa Al-Bakri adalah guru bidang tasauf dan tauhid dan merupakan Syaikh Tarekat Khalwatiyah yang menetap di Madinah. Samman membuka cabang tarekat belajar tarekat Khalwatiyah, Naqshabandiyah, Qadiriyah, Syadziliyah. Dengan masuk menjadi murid tarekat Qadiriyah ia dikenal dengan nama Muhammad Bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Samman dalam perjalanan belajarnya itu ternyata tarekat Naqsabandiyah juga banyak mempengaruhinya, sementara itu tarekat Syadziliyah juga dipelajari oleh Samman sebagai Tarekat yang mewakili tradisi tasauf Maghribi. Dari beberapa ajaran tarekat yang dipelajarinya, Samman akhirnya meracik tarekat tersebut, termasuk memadukan tekhnik-tekhnik zikir, bacaan bacaan, dan ajaran mistis lainnya, sehingga menjadi satu nama tarekat yaitu tarekat SammaniyahTarekat Sammaniyah ini juga berkembang di Nusantara, menurut keterangan dari Snouck Haugronje selama tinggal di Aceh, ia menyaksikan tarekat ini telah dipakai oleh masyarakat setempat. selain itu Tarekat ini juga banyak berkembang di daerah lain terutama di Sulawesi selatan. Dan menurut keterangan Sri Muliyati bahwa dapat dipastikan bahwa di daerah Sulawesi Selatanlah Tarekat Sammaniyah yang terbanyak pengikutnya hingga pokok yang terdapat tarekat ini adalah Tawassul, Memohon berkah kepada pihak-pihak tertentu yang dijaadikan wasilahperantara agar maksud bisa tercapai. Obyek tawasul tarekat ini adalah Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, asma-asma Allah, para Auliya, para ulama Fiqih, para ahli Tarekat, para ahli Makrifat, kedua orang tuaWahdat al-Wujud, merupakan tujuan akhir yang mau di capai oleh para sufi dalam wujud merupakan tahapan dimana ia menyatu dengan hakikat alam yaitu Hakikat Muhammad atau nur MuhammadNur Muhammad . Nur Muhammad merupakan salah satu rahasia Allah yang kemudian diberinya maqam. Nur Muhammad adalah pangkal terbentuknya alam semesta dan dari wujudnya terbentuk segala makhlukInsan Kamil, dari segi syariat Wujud Insan kamil adalah Muhammad dan sedang dari segi hakekat adalah Nur Muhammad atau hakekat Muhammad, Orang Islam yang berminat menuju Tuhan sampai bertemu sampai bertemu denganya harus melewati koridor ini yaitu mengikuti jejak langkah TijaniyahDidirkan oleh syaikh Ahmad bin Muhammad al-Tijani, lahir di Ain Madi, Aljazair Selatan, dan meninggal di Fez, Maroko. Syaikh Ahmad Tijani diyakini sebagai wali agung yang memiliki derajat tertinggi, dan memiliki banyak keramat, menurut pengakuannya, Ahmad Tijani memiliki Nasab sampai kepada Nabi Muhammad . Silsilah dan garis nasabnya adalah Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Salim bin al-Idl bin salim bin Ahmad bin Ishaq bin Zain al Abidin bin Ahmad bin Abi Thalib, dari garis sitti Fatimah al-Zahra binti Muhammad Rasulullah SAW. Ahmad Tijani lahir dan di besarkan dalam lingkungan tradisi keluarga yang taat beragama. Beliau memperdalam ilmu kepada para wali besar di berbagai Negara seperti Tunis, Mesir, Makkah, Medinah, Maroko. Kunjungan itu untuk mecari ilmu-ilmu kewalian secara lebih luas, sehingga ia berhasil mencapai derajat kewalian yang sangat tinggi. Selanjutnya tarekat ini berkembang di Negara Afrika seperti Sinegal, Mauritania, Guinea, Nigeria, dan Gambia, bahkan sampai ke luar Afrika termasuk Saudi Arabia dan Tijaniah masuk ke Indonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi ada fenomena yang menunjukkan gerakan awal Tarekat Tijaniyah yaitu Kehadiran Syaikh Ali bin Abd Allah al-Thayyib dan adanya pengajaran Tarekat Tijaniyah di Pesantren Buntet Cirebon. Kehadiran Syaikh Ali bin Abd Allah al-Thayyib tidak diketahui secara pasti tahunnya. Menurut penjelasan GF. Pijper dalam buku Fragmenta Islamica Beberapa tentang Studi tentang Islam di Indonesia abad 20 sebagaimana yang di kutip oleh Sri Muliyati bahwa Syaikh Ali bin Abd Allah al-Thayyib datang pertama kali ke Indonesia, saat menyebarkan Tarekat Tijaniyah ini di kehadiran Syaikh Ali bin Abd Allah al-Thayyib ke pulau Jawa, maka Tarekat Tijaniyah ini diperkirakan datang ke Indonesia pada awal abad ke 20 M. namun menurut Pijper, sebelum tahun 1928 Tarekat Tijaniyah belum mempunyai pengikut di pulau jawa. Pijper menjelaskan bawha Cirebon merupakan tempat pertama diketahui adanya gerakan tarekat Tijaniyah. Pada bulan Maret 1928 pemerintah Kolonial mendapat laporan bahwa ada gerakan keagamaan yang dibawa oleh guru agama Kiyai yag membawa ajaran Tarekat baru yaitu Cirebon ini kemudian menyebar secara luas ke daerah-daerah di pulau Jawa melalui murid-murid pesantren Buntet ini. Perkembanga tarekat ini pada akhirnya bukan hanya dari pesantren Buntet di Cirebon tetapi juga dari luar Cirebon. Seperti Tasikmalaya, Brebes dan Ciamis. Selanjutnya Mengenai ajaran ajaran Tarekat ini, pada dasarnya hampir sama dengan tarekat-tarekat yang telah berkembang sebelumnya pendekatan kepada Allah melalui Dzikir. Ajaran Tarekat ini cukup sederhana , yaitu perlu adanya perantara wasilah antar manusia dan Tuhan .Perantara itu adalah dirinya sendiri dan para pengganti/wakil/naibnya. Pengikut-pengikutnya dilarang keras mengikuti guru-guru lain yang manapun , bahkan ia dilarang pula untuk memohon kepada wali dimanapun selain diriya. Secara umum amalan zikir wirid dalam Tarekat Tijaniyah terdiri dari tiga unsur pokok yaitu, Istigfar, Shalawat, dan Hailalah. Inti ajaran zikir dalam Tarekat Tijaniyah adalah sebagai upaya mengosongkan jiwa dari sifat-sifat lupa terhadap Allah dan mengisinya secara terus menerus dengan menghadirkan jiwa kepada Allah SWT melalui zikir terhadap zat, sifat-sifat, hukum-hukum dan perbuatan tersebut mencakup dua bentuk, yaitu zikir bil al-Lisan dan zikir bi al-Qalb. Adapun bentuk amalan wirid Tarekat Tijaniyah terdiri dari dua jenis yaitu, Wirid Wajibah dan wirid Ikhtiyaariyah, Wirid Wajibah yakni wirid yang wajib diamalkan oleh setiap murid Tijaniyah, tidak boleh tidak dan menjadi ukuran sah atau tidaknya menjadi murid Tijaniyah. Wirid Ikhtiyariyah yakni Wirid yang tidak mempunyai ketentuan kewajiban untuk mengamalkannya, dan tidak menjadi ukuran syarat sah atau tidaknya menjadi murid Tijaniyah. Wirid Wajibah ini terbagi lagi menjadi tiga yaitu 1Wirid Lazimah, 2Wirid Wadzifah, 3Wirid Qadiriyah wa NaqsabandiyahTarekat ini adalah merupakan tarekat gabungan dari tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah TQN. Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang terdapat di Indonesia bukanlah hanya merupakan suatu penggabungan dari dua tarekat yang berbeda yang diamalkan bersama-sama. Tarekat ini lebih merupakan sebuah tarekat yang baru dan berdiri yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari Qadiriyah dan juga Naqsyabandiyah telah dipadukan menjadi sesuatu yang baru. Tarekat ini didirikan oleh OrangIndonesia Asli yaitu Ahmad Khatib Ibn al-Ghaffar Sambas, yang bermukim dan mengajar di Makkah pada pertengahan abad kesembilan dilihat dari perkembangannya Tarekat ini bisa juga disebut “Tarekat Sambasiyah” Tapi Nampaknya Syaikh al-Khatib tidak menamakan tarekatnya dengan namanya sendiri. berbeda dengan guru-gurunya yang lain yang memberikan nama tarekatnya sesuai dengan nama pengembangnya. Sebagaimana kebiasaan ulama-ulama sebelumnya untuk memperdalam ilmu agama, kiranya mereka berangkat ke Makkah untuk memperdalam ilmu yang mereka pula halnya dengan Ahmad Khatib, ia berangkat ke Makkah untuk belajar Ilmu-ilmu Islam termasuk tasawuf dan mencapai posisi yang sangat di hargai diantara teman-temannya dan kemudian menjadi seorang tokoh yang berpengaruh di seluruh Indonesia. Diantara gurunya adalah Syaikh Daud bin Abd Allah bin Idris al Fatani, Syaikh Muhammad Shalih Rays, selain itu ia juga banyak mengikuti dan menghadiri kuliah-kuliah yang diberikan oleh Syaikh Bishry al-Jabaty, Sayyid ahmad al-Marzuki, Sayyid abd Allah ibn Muhammad al- di singgung sebelumnya bahwa tarekat ini mengambil dua nama tarekat yang telah berkembang sebelumnya yaitu Qadiriyah dan Naqsabandiyah. Tarekat Qadariyah sendiri dibangun oleh Abd Qadir Jilai yang mengacu pada tradisi Mazhab Iraqy yang dikembangkan oleh al-Junaid, sedangkan Tarekat Naqsyabandiyah dibangun oleh Muhammad bin Muhammad Bah al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi yang didasarkan kepada tradisi al-Khurasany yang dipelopori oleh al-Bisthami. Di samping itu keduanya juga mempunyai cara-cara yang berbeda terutama dalam menerapkan cara dan teknik lebih mengutamakan pada penggunaan cara-cara zikir keras dan jelas dzikr Jahr , dalam menyebutkan Nafy dan Itsbath, yakni Kalimat La Ilaaha Illa Allah. Sementara Naqsyabandiyah lebih suka memilih dzikir dengan cara yang lembut dan samar Dzikr Khafy, pada pelafalan Ism al-Dzat,Yakni Allah-Allah-Allah. Tarekat ini mengajarkan tiga syarat yang harus dipenuhi orang yang sedang berjalan menuju Allah, yaitu zikir diam dalam mengingat , merasa selalu diawasi oleh Allah di dalam hatinya dan pengabdian kepada dzikir yang telah diformulasikan oleh Syaikh Ahmad Khatib pada Tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah dalam bentuk Nafyi wa Itsbat atau dengan Ism al-Dza, merupaka satu bentuk bimbingan praktis yang didorong dan didasari ayat-ayat Al-Qur’an. Sehingga Thariqah, jalan spritualnya diformulasikan sedemikian rupa sehingga berzikir mengingat Allah menjadi lebih efektif, mudah dirasakan dan diresapkan dalam hati orang yang melakukannya, baik dalam bentuk dzikir Jahr maupun dalam bentuk Sirr. Secara rinci Syaikh Ahmad Khatib merumuskan cara-cara meresapi zikir kepada Allah agar sampai pada tingkat hakikat atau kesempurnaan, yaituPertama, Salik hendaklah berkonsentrasi dan membersihkan hatinya dari segala cela sehingga dalam hati dan fikirannya tidak ada sesuatu pun selain Zat Allah, Kemudian meminta limpahan karunia dan kasih sayangnya serta pengenalan yang sempurna melalui perantaraan Mursyid Syaikh.Kadua ketika mengucapkan lafal-lafal dzikir terutama Nafyi wa Itsbat La Ilaaha Illa Allah, hendaknya salik menarik gerakan melalui suatu trayek dibadannya, dari pusat perut sampai ke otak kepalanya. Kemudian ditarik kearah bahu kanan dan dari sana dipukulkan dengan keras ke kepala juga ikut bergerak sesuai dengan trayek zikir. Dari bawah ke atas ditarik kata "La" dengan ukuran tujuh mad, kemudian kata ilaha ditarik ke bahu kanan dengan ukuran yang sama dan akhirnya kata "illallah" dipukulkan ke jantung dengan ukuran yang lebih lama sekitar tiga mad. Dan yang ketiga dengan memusatkan zikir pada titik-titik halus Lathaif dalam anggota halus semacam Lathifah al-Qalb terletak di bawah susu kiri berukuran dua jari. Lathifah ar-Ruh terletak di bawah susu kanan berukuran dua jari. Lathifah as-Sirr terletak bertepatan dengan susu kiri berukuran dua jari. Lathifah al-Khafy letaknya bertepatan dengan susu kanan berukuran dua jari. Lathifah al-akhfa letaknya di tengah dada dan Lathifah an-Nafs letaknya dalam dahi dan seluruh kepala. Seadangkan unsur unsur yang empat Anashir al-Arbaah adalah seluruh anggota badan harus merasakan zikir dan merasakan hakikatnya. Maka di sinilah seluruh anggota badan dituntut untuk menyempurnakan dan melengkapi dalam membantu gerak zikir Lathaif tadi. Facebook-f Twitter Github Bitbucket

amalan zikir tarekat akmaliyah