Tidakseperti yang dibayangkan pada film fiksi yang menyesatkan dan ilustrasi lukisan yang bodoh terhadap sosok Ibunda Ratu. Harus diingat para leluhur orang jawa kuno dan penduduk nusantara telah beriman dan menjadi beradab setelah mengenal dan mengamalkan ajaran tauhid Nabi Sulaiman alaihisalam jauh ribuan tahun sebelum munculnya LukisanKuno dari Tanah Jawa - 498.000 SM Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Torehan tertua di dunia yang terdapat pada cangkang ternyata berasal dari tanah Jawa, tepatnya dari situs Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Penelitian yang dipublikasikan di Nature pada Senin (1/12/2014) mengungkapnya. Josephine CA Jordens, peneliti pada Fakultas Arkeologi di Barubaru ini surat Putri Diana dilelang seharga 2.000 poundsterling atau Rp 37 juta. Kabar lain menyebutkan, surat tersebut akan dihargai dengan sangat tinggi karena dianggap sebagai barang langka. Surat tersebut merupakan ucapan terima kasih Putri Diana semasa remaja, kala mendapatkan hadiah Natal. Surat tersebut bertuliskan. PandanganJawa kontemporer mengenai kesaktian dan kesalehan juga disematkan sesuai masanya. Pertautan persoalan syirik di Indonesia (yang dianggap oleh Muslim berasal dari budaya Hindu-Budha di Jawa kuno), kekeramatan dengan pemikiran masa kini lebih banyak merupakan warisan yang tak seluruhnya lekang. Tanganwallpaper sutra dicat lukisan orang orang kuno pelapis dinding sutra banyak gambar opsional,Beli dari penjual di Tiongkok dan di seluruh dunia. Nikmati pengiriman gratis, penjualan terbatas, pengembalian mudah dan perlindungan pembeli! Nikmati Pengiriman Gratis ke Seluruh Dunia! Waktu Penjualan Terbatas Pengembalian Mudah cara kirim al fatihah untuk orang yang masih hidup. FilterRumah TanggaDekorasiAudio, Kamera & Elektronik LainnyaFrame, Album & Roll FilmBukuSosial PolitikMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 623 produk untuk "lukisan jawa" 1 - 60 dari 623UrutkanAdProduk TerbaruLukisan Abstrak modern dekoratif //hiasan dinding + Frame - packing BandungRizky_Art PaintingAdLukisan Kanvas Panen Padi 1%BandungFaridArtGaleryAdDIY painting by number kerajinan tangan lukisan NEW YORK delmonicos - No 100+PreOrderAdProduk TerbaruLukisan modern ikan gold + Frame - packing BandungRizky_Art PaintingPreOrderAdLukisan pemandangan panen padi jawa timbul 1%BandungMutaharArtgalleryCustom Request Repro Digital Lukisan Jawa Mbok Repro 7jual lukisan langka Raden Saleh bustaman, Banjir di pulau KAYU WAYANG KRISNA SAKTI DEKORASI INTERIOR SOUVENIR Kreasi 8Custom Request Repro Digital Lukisan Mbok Jawa Repro 30+Lukisan Kuno Punakawan Marking Aksara Jawa 1%Kab. BandungBudy Antiques Gallery Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Wanita dimata lelaki ibarat sebuah perhiasan, harus cantik, lansing, mulus, rambut indah dan lain sebagainya. Pandangan lelaki yang demikian telah menumbuhkan usaha yang terkait deengan kecantikan, mulai dari kosmetik, perawatan kulit, sedot lemak sampai bedah plastik. Tak jarang, akibat keinginan terlihat cantik berakibat fatal yang justru ditinggalkan oleh pasangannya. Sebaliknya, karena kencatikannya itu kadang membuat lelaki berkelahi demi memperebutkannya. Namun yang paling menyiksa adalah keharusan bertubuh langsing. Banyak cara aneh, bahkan tidak masuk akal, ditempuh banyak wanita demi memperoleh yang satu ini. Mulai dari olah raga yang normal hingga bulimia atau melakukan diet yang berlebihan sehingga merusak tubuhnya sendiri. Padahal di masa lalu, dunia sangat memuja wanita gemuk. Lihat saja Monalisa yang dilukis Leonardo da Vinci. Tak hanya Monalisa, lukisan-lukisan wanita lainnya dari Eropa di masa lalu dipenuhi oleh tokoh dengan tubuh berisi. Bukan cuma Eropa tentu saja. Cina dan India juga pernah memuja wanita bertubuh gemuk. Negara-negara Arab, termasuk Mesir, bahkan masih melakukannya hingga sekarang, coba kita perhatikan wanita arab, kebanyakan memang gemuk2. Namun lelaki sering tidak puas, cari yang kecil2 itu hanyalah variasi saja, tidak dimaksudkan sebagai pendamping permanen, kawin kontrak adalah salah satu caranya. Masyarakat jawa kuno sangat dipengaruhi oleh budaya India, cantik menurut orang India sebagaimana digambarkan didalam literatur kuno adalah termasuk cara berpakaiannya. Kita lihat saja arca2 yang menggambarkan dewi cantik, perhiasan dikepalanya sangat dipengaruhi oleh budaya India. Namun apakah cantik menurut orang jawa itu sama dengan orang India ?. Untuk mengetahuinya, kita harus mengorek kitab-kitab sejenis Kamasutra. Didalam buku ini selain informasi yang bersifat seksual, kitab-kitab ini juga memuat keterangan tentang wanita yang baik untuk dijadikan istri, termasuk ciri fisik. Ada beberapa kitab-kitab karya pujangga kuno Indonesia yang memuat keterangan mengenai wanita. Diantaranya adalah Aji Asmaragama, Katurangganing Wanita, Niti Mani, dan Serat Centini. Kitab Katurangganing Wanita memaparkan tipe wanita baik yang disebut Estri Kencana dan Retna Kencana. Wanita tipe Estri Kencana memiliki tubuh besar, kulit hitam, rambut lemas, dan sifat lemah lembut. Sementara tipe Retna Kencana memiliki kulit kuning, rambut sedikit kaku berwarna kemerahan dengan bagian ujung yang lebat dan halus, serta kaki kecil. Wanita tipe ini memiliki sifat jujur dan wanita yang sebaliknya adalah TipeRaksesadanDurgasari. Wanita Tipe Raksesa inin memiliki kulit kemerahan, rambut lemas, dan dada besar. Wanita tipe ini dapat membuat suaminya cepat mati. Wanita Tipe Durgasari memiliki leher panjang dan roman muka yang kasar. Mendapat istri tipe begini anggaplah karena kepepet dan siap2 menanggung derita apalagi kalau tidak mampu memenuhi hanya kitab tentang wanita. Kitab Pararaton yang berisi kisah Ken Arok, juga menyebutkan tipe wanita paling baik adimukyaning istri yang disebut stri nariswari. Wanita ini memiliki tanda-tanda murub rahasyanipun menyala rahasianya. Contoh wanita tipe ini adalah Ken Dedes. Bukan rahasia lagi bahwa Ken Dedes adalah wanita pujaan. Tak hanya cantik, siapapun yang menikahinya akan menjadi raja dunia. Selain Ken Dedes, contoh wanita cantik di zaman dahulu adalah Sri Tanjung. Sri Tanjung merupakan tokoh cerita yang dituduh berkhianat dan dibunuh oleh suaminya, Sidapaksa. Ra Nini yang menyelamatkan Sri Tanjung dari maut menggambarkannya sebagai wanita cantik dengan pantat yang bentuknya seperti limas yang baik. Betisnya bagaikan bunga pudak yang inda dan telapak kakinya seperti gamparan alas kaki situ, jelas terlihat standar kecantikan zaman dahulu di Indonesia, khususnya di Jawa, berbeda dengan standar kecantikan masa sekarang. Tubuh kurus bukanlah suatu keharusan, motok atau dada besar seperti Julia Perez menjadi menarik. Bodynya seperti gitar spanyol, begitulah istilah pujian wanita yang cantik. Demikian juga kulit putih dan tubuh tinggi semampai berwajah indo seperti Luna Maya adalah tipe wanita terbilang cantik, tipe wanita desa seperti gambaran si Iyem akan jauh dari lirikan kaum lelaki. Melihat perubahan standar tersebut, bukan tidak mungkin suatu saat nanti wanita yang dianggap cantik adalah wanita berkulit gelap dengan tubuh gemuk dan pendek karena orang sudah bosan dengan tipe cantik seperti sekarang ini. Cantik secara psikologis bisa jadi ukurannya berbeda2. Cantik bagi Si Otoy dan Toyo bisa jadi berbeda karena cantik itu menjadi relatif ketika pandangan lelaki melihat seorang wanita. Mata ibarat sebuah alat pencari yang selanjutnya dihubungkan kedalam sensor otak, otak langsung bekerja dan secara otomatis mengalirkan perintah2 segenap organ tubuh. Organ tubuh merespon ada yang digerakkan secara manual dan ada juga yang bergerak secara otomatis. Kecantikan secara langsung akan menggerakkan organ2 tersebut, cepat lambatnya perintah dan respon itu akan tergantung dari penilaian kecantikan itu. Iyempun akan menjadi cantik, tergantung respon otak kita. Lihat Lyfe Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. SEJARAH LAHIRNYA AJARAN KAPITAYAN BUKAN AGAMA ASLI ORANG JAWA KUNOSebelum Masuknya Hindu Budha ke Nusantara Orang Jawa Sudah Memiliki Keyakinan Bernama Kapitayat, Apakah Benar? Jejak Rekam Sejarah Perjalanan Peradaban Nabi Sulaiman Dan Ratu Bilqis Di NusantaraOleh Kanjeng SenopatiBERDASARKAN catatan-catatan manuskrip jejak sejarah yang tertulis dan dipelajari dari Kitab Suci dan kitab-kitab sejarah peradaban manusia kisah para Nabi dan dari manuskrip kuno Israiliyat bahwa kerajaan Nabi Allaah Sulaiman alaihi salam dan istrinya Ratu Bilqis memiliki kerajaan yang sangat besar dan luas. Nabi Sulaiman mewarisi kerajaan besar, sebagai founding father dari Imperium Achaemenid Persia yaitu kerajaan Sulaiman, yang menguasai wilayah yang tidak tertandingi pada era zaman Sebelum Masehi. Dari Balkan hingga ujung Persia Iran pada hari ini, Cyrus telah mendahului Alexander The "Great" beberapa abad dalam penaklukkan epik di zaman sejarah bahwa Achaemenid Kerajaan Nabi Sulaiman adalah di antara kerajaan di dunia dengan wilayah kekuasaannya terluas dan terbesar dalam sejarah saat Nabi Sulaiman bersama Ratu Bilqis mengelilingi dunia ke wilayah bumi selatan kemudian masuk ke wilayah asia tenggara mendekati wilayah khatulistiwa dan hingga akhirnya singgah ke tanah nusantara dalam beberapa tahun, dalam rangka menyebarkan agama samawi agama langit risalah tauhid Islam, ini telah disepakati dan ditulis oleh ahli sejarawan Islam Sulaiman hidup pada abad ke-9 Sebelum Masehi 989-931 SM, atau sekitar tahun yang lalu. Beliau mewarisi kerajaan besar dari ayahnya Nabi Daud atau raja Daud. Dan Nabi Sulaiman memerintah kerajaannya dibumi selama 40 tahun lamanya. Nabi Sulaiman pernah menginjakkan kakinya di tanah nusantara. Membawa sebagian kaumnya yang didominasi ras Austronesia yang telah beriman yang terdiri dari ras turki, ras india dan ras cina untuk menetap di nusantara, kaum inilah yang diijelaskan para arkeolog cikal bakal nenek moyangnya melayu kuno mereka cikal bakal para leluhur nusantara yang menurunkan menjadi pimpinan armada laut besar Nabi Sulaiman dalam perjalanan besar saat itu dipimpin oleh Musa bin Ezekil beliau adalah seorang Pangeran Syarkil anak Raja Syarkil. Adalah seorang pemuda bangsawan yang berasal dari salah satu negeri Hindu di Hindustan bertahun berguru ajaran tauhid Islam kepada Raja Sulaiman. Hingga akhirnya dia beriman dan mengikuti agama Tauhid yang dibawa oleh Nabi besar armada Angkatan laut Nabi Sulaiman bersama Ratu Bilqis dengan membawa perbekalan perniagaan harta berupa ribuan peti-peti emas dan permata tujuannya dalam antisipasi untuk menebus dan membebaskan budak yang masih tertindas di berbagai wilayah negeri di setiap bumi yang perjalanan Angkatan laut Kerajaan Sulaiman Raya Tersebut dikawal langsung oleh Menteri Pertahanan Kerajaan yaitu Waliullah Malik Abdul Khadi dan dikawal ribuan pasukan jin beliau mengikuti armada besar Nabi Sulaiman dan Ratu Sulaiman alaihisalam dan Ratu Bilqis bersama tentara dan armadanya tiba didaratan wilayah sebelumnya di tanah nusantara ini masih daratan kosong hanya ada segelintir manusia yang tersisa tinggal disana dan sangat primitif, animis bahkan atheis tidak mengenal kepercayaan kepada selebihnya belahan bumi nusantara masih sangat rapat dan hutannya sangat lebat. Kondisi alam geografisnya tropis dipenuhi oleh gunung-gunung yang semuanya gunung nusantara saat itu sebagian besar masih banyak didominasi makhluk non manusia yaitu dihuni oleh para gaib dari golongan bangsa beliau membangun peradaban dengan ajaran tauhid mengenalkan risalah tauhid Islam kepada kaum pengikutnya yang kemudian disebut bangsa melayu kuno di bumi nusantara jauh ribuan tahun lalu sebelum munculnya ajaran kapitayan atau Sulaiman dan Ratu Bilqis tidak begitu lama tinggal di nusantara. Itu sekitar 3000 tahun yang lalu dan wilayah sumatra sampai indonesia timur masih nyambung dengan benua mengadakan perjalanan dari wilayah daratan sumatra, jawa sampai ke wilayah daratan ujung NTB dan sebagai pusat kerajaannya adalah diwilayah selatan daratan tengah dan timur jawa sepanjang pantai selatan meninggalkan tanah nusantara dengan meninggalkan peradaban tinggi di nusantara yaitu ajaran luhur ajaran tauhid kepada para leluhur kita generasi pertama sebagai "warisan adiluhung kamulyaning jagat wasesa" asli para leluhur orang jawa dan orang Sulaiman dan Ratu Bilqis meninggalkan peradaban dan juga meninggalkan perniagaan kekayaan harta emas kerajaan dimana beliau memerintahkan bangsa jin dari kerajaan besar laut di samudera selatan untuk menyimpan secara gaib di sebagian wilayah nusantara terutama dititik wilayah jawa, sumatra dan NABI SULAIMAN DENGAN JIN PENGUASA LAUT SAMUDERASaat Nabi Sulaiman berada beberapa masa di nusantara pernah terjalin hubungan "diplomatik" antar pemerintahan kerajaan manusia yang dipimpin oleh Nabi Sulaiman dengan penguasa kerajaan besar lautan samudera Kanjeng Ibu Ratu Kidul Hajjah Syarifah Dewi Nawangwulan pemimpin dari kerajaan golongan gaib jin muslim.Sosok Bunda Ratu Kidul dan Nyai Roro Kidul adalah dua sosok makhluk gaib dari golongan jin muslim, mereka adalah muslimah yang sangat menjaga ketaatan kepada Allaah menjaga akhlak adab dan selalu berhijab menjaga aurat sebagai makhluk yang memiliki peradaban tinggi. Tidak seperti yang dibayangkan pada film fiksi yang menyesatkan dan ilustrasi lukisan yang bodoh terhadap sosok Ibunda para ratu dari golongan gaib bangsa jin diperintah oleh Nabi Sulaiman untuk ikut menjaga keseimbangan alam dan menjaga wilayah nusantara serta diperintahkan menyimpan secara gaib harta kerajaan di nusantara yang sebagian dari perniagaan Ratu Bilqis isterinya Nabi jin ribuan tahun sudah lebih dahulu menempati tanah dan lautan di nusantara sebelum datangnya peradaban manusia dari india dan cina ke tanah jawa kuno dari generasi pertama adalah dari ras Proto Melayu dan Deutro Melayu ribuan tahun lalu ternyata telah lebih dahulu mengenal dan memeluk peradaban keyakinan agama samawi agama tauhid Islam yang dibawa oleh Nabi Sulaiman alaihisalam sebelum turunnya dan sempurnya risalah Islam yang dibawa oleh Rasululloh Shalallahu alaihi di nusantara sebenarnya sudah mengenal ajaran tauhid agama samawi agama langit jauh lebih dahulu sebelum masuknya Syekh Subakir dan para para wali baru menyebarkan ajaran luhur tauhid setelah Allaah SWT menyempurnakan ajaran tauhid menjadi risalah Al Islam melalui Rasululloh Muhammad dengan turunnya pusaka terbesar yaitu Kitab Suci Al Qur' BOROBUDUR TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN NABI SULAIMAN DAN RATU BILQISSebenarnya peradaban Islam atau ajaran luhur ketauhidan sudah ada di bumi nusantara sejak ribuan tahun lalu sebelum para leluhur kita mengenal ajaran agama paganisme agama / keyakinan kultur masyarakat setempat seperti kapitayan, hindu dan benar Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis pernah singgah di bumi nusantara untuk beberapa waktu. Tapi keberadaan Nabi Sulaiman di nusantara TIDAK PERNAH ADA hubungannya dengan Candi Borobudur peninggalan Dinasti Allaah Sulaiman sama sekali tidak pernah membangun sebuah candi apalagi membangunkan Candi Candi Borobudur adalah peninggalan Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8. Dan BUKAN peninggalan Nabi Sulaiman, karena kenapa?Pertama, masa Nabi Sulaiman adalah kurun waktu tahun 989-931 SM, jadi sekitar tahun yang lalu. Sedangkan, Candi Borobudur, seperti yang tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional, didirikan baru di akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar tahun yang lalu sehingga tidak nyambung dan bertemu kurun Borobudur adalah sebuah candi tempat pemujaan keyakinan "orang budha" sehingga banyak terdapat patung Budha dan para resi Budha. Sedangkan ajaran luhur Nabi Sulaiman membawa ajaran tauhid tidak pernah memerintahkan membangun sebuah candi keyakinan agama lain yaitu Budha. Nabi Sulaiman tentunya jelas ajarannya melarang keras membuat patung-patung berbentuk makhluk naif dan mustahil sekali jika candi Borobudur yang banyak patung manusia adalah peninggalan Yang Mulia Nabi Allaah Sulaiman tidak ada benang merahnya sama sekali dan tidak menyambung baik secara filosofi apalagi secara kultur religius antara Nabi Sulaiman dengan ada hanya prasangka yang dipaksakan dengan teori "gotak gatuk"atau "dihubung-hubungkan" ini dasar yang tidak ilmiah sama sekali dan Tidak real dan tidak unsustainable tidak ilmiah dan tidak bisa dipertanggung jawabkan analisa AJARAN KAPITAYANSaat itu wilayah yang sekarang disebut pulau jawa, sumatra, Sulawesi dan kalimatan masih menyatu dan menyambung dengan benua sepeninggal Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis meninggalkan wilayah tanah nusantara dan kembali ke Baitul Maqdis atau Yerusalam wilayah arab timur tengah.Maka Generasi yang masih kokoh keyakinannya dan lurus tauhidnya dari para leluhur kita adalah generasi leluhur kita generasi pertama Nabiulloh Sulaiman mengajarkan kepada mereka ajaran tauhid sehingga mereka orang jawa kuno telah percaya keberadaan suatu entitas yang tunggal yang tidak kasat mata namun memiliki kekuatan adikodrati yang menyebabkan kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia. Mereka tidak pernah menyembah selain Tuhan. Mereka ini disebut para "Kapitayan".Merekalah para leluhur kita generasi pertama yang masih kokoh memegang teguh ajaran luhur agama samawi ajaran tauhid Islam yaitu syariatnya Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis sebagai warisan "adiluhung kamulyaning sejagat wasesa" para leluhur seribu tahun kemudian dari generasi ke generasi berikutnya. Maka generasi terakhir dari para leluhur mulai luntur keyakinannya dan mulai pelan menyimpang dari ajaran para leluhur masa generasi pertama yang lurus yang diajarkan oleh Nabi Allaah Sulaiman alaihisalamKarena mulai hilangnya bimbingan tauhid dari leluhur para leluhur dari generasi tengah muncul benih mencampurkan ajaran tauhid Islam Nabi Sulaiman dengan praktek spritual pribadi manusia masing-masing. Bukan mengikuti tuntunan kitab Zabur sesuai yang dibawa dan dituntunkan oleh Nabi Sulaiman dan apa yang pernah di imani dan diamalkankan oleh para leluhur kita generasi masa era generasi kedua atau generasi tengah para leluhur kita mulai ada dari sebagian yang mulai menggunakan akal, dan perasaannya sebagai ukuran pijakan dalam mencari sendiri hakikat siapa itu "Tuhan".Generasi kedua dari para leluhur kita awalnya berkata ini dalam rangka bertaqarub kepada Sang Hyang Allaah Subhanahu wa ta'ala mencucikan diri kepada Yang Maha Esa yaitu "Sing Kuwoso" yang tidak tampak, tapi Ada bisa dirasakan keberadaannya, kata masih menjalankan sembahyang sholatnya syariat Nabi Sulaiman dan beriman kepada kitab suci Zabur firman Allaah tentang tauhid yang dibawa oleh Nabi Sulaiman. Dimasa generasi tengah ini sebenarnya masih lumayan baik dan fine generasi berikutnya setelahnya itu dari para leluhur yang semakin jauh dari ilmu dan jauh dari bimbingan amalan leluhur syariat Islamnya Nabi Allaah Sulaiman alaihi leluhur kita dari generasi terakhir mulai "merenovasi" dan merekayasa ajaran leluhur sebelumnya dalam melakukan ritual dengan cara pengalaman sendiri dan cara masing tanpa bimbingan ilmu dari contoh para leluhurnya yang berilmu generasi mulai berani menciptakan keyakinan sendiri menyebutnya bahwa Yang Maha Kuasa sebagai Sang Hyang atau Tuhan itu suka berada ditempat yang suwung ditempat yang kosong.Akhirnya generasi terakhir dari para leluhur yang paling radikal dan underdog pemikirannya tapi miskin ilmu melakukan ritual ibadah ditempat yang mereka anggap mereka bahwa tempat suwung itulah tempat kosong dimana ditempat itu ada Tuhan dan Tuhan akan hadir dan bersemayam ditempat yang suwung, seperti pada pohon besar, batu besar atau kadang keyakinan ini seolah-olah keyakinan pemujaan kepada alam tapi sebenarnya tidak. Karena menurut mereka di alam diyakini terdapat energi besar karena Tuhan menitis ke alam tersebut, menurut keyakinan ini tidak dikenal sama sekali oleh para leluhur kita para Kapitayan yang lurus baik dari generasi pertama maupun leluhur generasi kedua. Generasi terakhir dari para leluhur kita ini mencari tempat spiritual seperti di gua-gua, gunung-gunung, di lembah, dipohon besar, di sungai, danau dan lautan. Keyakinan mereka ciptakan sendiri. Ini semua tidak lepas dari campur tangan dari golongan ghaib bangsa jin waktu itu yaitu yang dipanggil sebagai Dahnyang Kapitayan atau Kapitayat adalah suatu keyakinan baru yang memuja sembahan utama yang disebut Sanghyang Taya, yang artinya Maha Kuasa yang Maha Tunggal yang bermakna hampa, kosong, suwung, atau Kapitayan terus berkembang sebelum masuknya ajaran Hindu Budha ke jawa dan keseluruh masa itu diseluruh kerajaan nusantara tidak ada lagi yang mengenal ajaran generasi pertama yaitu ajaran agama samawi Nabi Sulaiman sebagai ajaran luhur adiluhung syariat Nabi Allaah Sulaiman yang mengutamakan tauhid, menjunjung adab, budi pekerti, norma susila cara bergaul antara laki dan wanita dan berpakaian yang penuh dengan adab tinggi, penuh dengan kedamaian dan ketenteraman seperti pada masa leluhur generasi BESAR bahwa Kapitayat adalah agama asli atau keyakinan asli orang jawa kuno para leluhur kita. Sebab sebelum munculnya Kapitayat di nusantara para leluhur kita telah memiliki ajaran luhur yang jauh umurnya lebih tua yaitu ajaran luhur tauhid syariatnya Nabi Allaah Sulaiman sebagai keyakinan spiritual asli kepercayaan manusia melayu kuno yaitu Proto Melayu dan Deutro tidak heran dalam ajaran Kapitayat dasar keyakinannya seperti ajaran Islam yaitu berkeyakinan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Maha Tunggal dan Tuhan tidak diserupakan atau digambarkan oleh makhluk apapun, kenapa demikian?Karena memang dasar fundamen ajaran Kapitayan adopsi dari ajaran tauhid Islam itu sendiri sebagai agama samawi agama langit dari sisa-sisa ajaran para leluhurnya sebelumnya yaitu ajaran tauhid yang lebih dahulu hadir di bumi nusantara. Tapi kemudian telah luntur dan hilang begitu saja setelah ribuan tahun kemudian sebagai ajaran asli para leluhur orang jawa dan sumatra sebagai ras melayu asli para leluhur yaitu ajaran tauhid agama samawi sebagai warisan Adiluhung sejati kamulyaning sejagat wasesa yang dibawa oleh Nabi Allaah Sulaiman telah hilang dan punah pada Generasi terakhir dari para generasi terakhir dari para leluhur ini telah berpedoman kepada pikiran perasannya masing manusia, berdasarkan halu mereka sendiri mereka hanya gunakan dzon-dzon prasangka dewe dalam menilai yang dianggap "kebenaran sejati".Akhirnya memunculkan pemikiran ekstrim radikal paganis dengan berkeyakinan yang penting kita cukup eling saja atau cukup "ingat" saja kepada Tuhan Yang Maha Kuasa tidak perlu mengamalkan syariat "sembahyang" sebagai bentuk penyembahan seorang hamba kepada ratusan tahun agama Kapitayat terus mengalami perubahan dan pembelokan "aqidah" dari keyakinan menyembah kepada Yang Maha Tunggal berubah maknanya menjadi hakekatnya menyembah kepada yang "suwung" yang semakin jauh dari ajaran adiluhung sejati para leluhurnya generasi yang pertama. Akhirnya lahirlah landasan fundamental keyakinan "Kapitayan" yang jauh dari aslinya yaitu sbb LANDASAN DASAR KEYAKINAN KAPITAYAN ADALAH * Agamaku Universal* Imanku Kemanusiaan* Kiblatku Nuswantara* Kitabku Seluruh Kehidupan Ini. Tidak Perlu Kitab Tertulis, Yang Ada Adalah Hati Nurani.* Nabiku Badan / Raga ini Diri Sendiri.* Sembahyangku DIAM meneng / suwung / hening mengheningkan diri, mengheningkan cipta, menyelaraskan diri antara hati pikiran dan seluruh piranti hidup dengan seluruh alam Kapitayat atau Kapitayan pun terpecah belah menjadi beberapa sekte aliran-aliran diantaranya ajaran Kejawen di jawa, Sunda Wiwitan di banten jawa barat, Kaharingan di kalimantan dll.. yang semua leluhur mereka adalah SATU berasal dari generasi pertama Semua aliran ini oleh pemerintah masuk kedalam aliran kepercayaan kepada Tuhan Kapitayat yang sekarang sangat ekstrim mereka penganut Kapitayan ortodoks mereka membanggakan Kapitayat karena mengira sebagai warisan budaya adiluhung, Padahal hakikatnya BUKAN dan bukan warisan adiluhung telah mengalami pembelolan dan perubahan dalam cara keyakinan dari generasi ke generasi dari ajaran asli ketauhidan Kapitayan yang dibawa dari para leluhur generasi mengira bahwa ajaran Kapitayat yang saat ini adalah ajaran asli warisan adiluhung para leluhur orang jawa di nusantara. Ini semua salah kaprah dan bodoh terhadap peradaban sejarah !Mereka lupa dan tidak paham sejarah, kalau awalnya munculnya keyakinan Kapitayat itu justeru bersumber dan berasal dari ajaran tauhid dan dasar keyakinan Kapitayat merupakan adopsi dari ajaran tauhid Islam yang dibawa oleh Nabi Allaah Sulaiman alaihisalam, disana diajarkan ada tuntunan sujud dan sembahyang kepada Tuhan telah diutus manusia pilihan Allaah yang diturunkan di bumi. Membawa ajaran tauhid sebagai warisan luhur Adiluhung Kamulyaning Sejagat Wasesa . Di tanah jawa ajaran risalah Nabi Allaah Sulaiman oleh orang jawa kuno purba melayu kuno dulu disebut Kapitayat dan pengikutnya KKepercayaan keyakinan menyembah kepada Yang Maha Tunggal dan ajaran norma adab, akhlak, budi pekerti dan pola hidup dasarnya ini semua dari ajaran tauhid bagaimanapun ajaran tauhid sebagai agama langit adalah sumber dari segala sumber keyakinan, norma dan pola hidup orang jawa kuno dan akan ada ajaran Kapitayat di jawa dan ajaran Kejawen, ajaran kepercayaan lainnya kepada Tuhan YME, kalau para leluhur sebelumnya tidak mengenal ajaran luhur TAUHID wasesa yang SATU !Kita tidak boleh menafikan mengingkari peradaban ajaran luhur para Nabi. Karena para Nabi adalah sebagai Founding Fathers seluruh leluhur para manusia dimuka bumi mereka Foundation of civilization dasar peradaban para manusia yang pertama yang paling tertua yang ada dimuka bumi "Generasi Pertama" yang hakikatnya disebut LELUHUR kita yang mewarisankan ajaran luhur adiluhung manusia jawa di nusantara. Bukan para "nenek moyang" kita generasi terakhir yang jauh dari ilmu dan cahaya mereka telah menyimpang dari ajaran yang lurus dari para leluhur generasi pertama akhirnya para "nenek moyang" generasi terakhir ini menjadi dungu dan underdog karena telah mengingkari kitab suci agama dari langit para leluhurnya sudah rusaknya peradaban ajaran tauhid para manusia di jawa dan nusantara maka Allaah munculkan seorang ulama Ahlus Sunnah waliulloh Syech Subakir menyempurnakan risalah tauhid di nusantara membawa ajaran luhur Kanjeng Nabi Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam sebelum hadirnya Walisongo. Yang akhirnya ajaran luhur tauhid Islam sebagai agama resmi para raja dan sultan seluruh kerajaan ada sekelompok yang mengaku "pecinta budaya" nusantara tapi menyerang dan melecehkan ajaran luhur tauhid Islam sebagai perusak budaya dan perusak keyakinan asli orang jawa. Sebemarnya mereka adalah kelompok para bolot yang underdog tidak paham sejarah peradaban di nusantara yang sebenarnya. Padahal peradaban Islam sebagai ajaran pola hidup bermasyarakat di jawa dan nusantara jauh lebih duluan ada sejak nenek moyang awal pertama kali menginjakkan kakinya di bumi dibayangkan apa jadinya bila orang nusantara tidak mengenal ajaran luhur ajaran tauhid Nabiulloh nusantara akan menjadi buta dan jahiliah seperti keyakinan nenek moyang orang Arab kuno, India atau Cina yang beragama paganis atau bahkan menjadi atheisDan orang jawa kuno selamanya tidak akan mengenal ajaran Kapitayat jika Nabiullah Sulaiman tidak pernah masuk ke tanah nusantara membawa ajaran tauhid sebagai ajaran adiluhung kamulyaning jagat wasesa sayekti warisan ajaran luhur yang membawa kemuliaan seluruh alam yang berisi ajaran tauhid kepada Allaah Yang Maha Tunggal yang Maha Sakti.Harus diingat para leluhur orang jawa kuno dan penduduk nusantara telah beriman dan menjadi beradab setelah mengenal dan mengamalkan ajaran tauhid Nabi Sulaiman alaihisalam jauh ribuan tahun sebelum munculnya "Kapitayat" yang diyakini seperti sekarang adalah Pemerhati Spiritual Peradaban Kerajaan Nusantara dan Pemerhati Sejarah Peradaban Agama & Keyakinan Kepercayaan 1 2 3 4 5 6 7 8 Lihat Analisis Selengkapnya Hong Kong a vécu sa grande semaine artistique de l’année avec des dizaines de vernissages, de foires de l’art, les enchères de Sotheby’s, des milliers de visiteurs curieux et des centaines de collectionneurs. Une semaine marquée par la primauté de l’argent sur la production artistique, avec dans les coulisses beaucoup de snobisme. Mais où était passé l’esprit et de l’art hongkongais ? Parmi ce grand déferlement de galeristes et d’artistes stars de l’art contemporain international, c’est une jeune artiste hongkongaise, Ko Xiu Lan, qui a sans doute eu le plus de couverture médiatique dans la presse locale. Ceci grâce à une installation apparemment simple et anodine mais qui reflétait l’atmosphère inquiète du moment. Elle posait une question essentielle, celle de la place et de l’avenir de Hong Kong face à la Chine continentale. L’influence de la Chine semble de plus en plus présente dans la société hongkongaise qui a vécu la dispersion du mouvement pro-démocratie des parapluies en 2014, la disparition de quatre libraires en 2015, et quelques tentatives de pressions sur la presse. Les Hongkongais s’inquiètent pour leur liberté d’expression et la liberté de la presse, mais ils regrettent aussi l’autocensure pratiquée par certaines institutions culturelles publiques ou privées soucieuses de ne pas se discréditer auprès du pouvoir de Pékin. HONG KONG/IS/ISN’T/CHINA /IS/ISN’T/HONG KONG » L’installation intitulée New Territories Old Territories » est une œuvre de la jeune artiste Ko Xiu Lan, qui poursuit depuis quelques années un travail consistant, axé sur la liberté d’expression, la censure et le langage au niveau international. Les quelques mots ci-dessus figuraient sur trois pôles tournant comme des moulins à prières tibétains, et pouvant se lire dans plusieurs directions. Dans le contexte politique de un pays-deux systèmes », ils expriment l’ambiguïté de l’identité des Hongkongais. Ils sont Chinois mais aussi Hongkongais et désirent garder leurs différences et particularités culturelles. Ko Siu Lan est née à Xiamen, sur la côte sud de la Chine, mais a grandi et a étudié à Hong Kong. Diplômée de l’Université de Hong Kong en sociologie, elle a travaillé dans le développement durable et l’humanitaire à Hong Kong et en Chine jusqu’en 2007. Très concernée par les problèmes de la société, elle s’est engagée avec détermination par de nombreuses performances, installations, œuvres de rues réalisées un peu partout dans le monde .Ses performances faites en public sont très physiques. Elles utilisent le corps humain et sont souvent en interaction avec le public, car ils sont toujours en relation avec la société contemporaine. Ses performances ont un côté poétique mais posent des questions essentielles Je ne crois pas à l’utopie, je trouve l’utopie ennuyeuse, je ne crois pas aux idéaux, je crois au mouvement, aux changements, aux possibilités multiples, aux fossés, aux limites, aux hasards. » Catalogue Le week-end de sept jours, Beaux-arts de Paris, 2010 Travailler plus pour gagner plus » Nicolas Sarkozy En 2007, elle est invitée en résidence de deux ans à l’Ecole Nationale Supérieure des Beaux-arts de Paris dans le programme La Seine » destiné aux jeunes artistes internationaux. A la suite de ce programme, elle sera invitée à participer à l’Exposition Le Week-end de sept jours » organisée février 2010 par Les Beaux-Arts de Paris et la commissaire Clare Carolin du Royal College of Art, Londres. S’inspirant de la célèbre phrase du président français Nicolas Sarkozy, Travailler plus pour gagner plus » Ko Siu Lan avait tendu devant l’Ecole des Beaux-Arts de Paris de grandes bannières avec les mots Travailler/ Gagner/Plus/ Moins » qui par glissement pouvaient se lire selon la direction d’où on les regardait en Gagner Plus, Travailler Moins » ou en Travailler moins, Gagner moins » etc. Elle s’amusait ainsi non sans humour à déconstruire la pensée capitaliste et à suggérer que le souhait de la population était peut-être autre, que ces gens qui avaient pour certains durement travailler toute leur vie pouvaient souhaiter de meilleures conditions de vie, travailler moins, gagner plus » par exemple. L’Ecole des Beaux-Arts estimant que cela pouvait porter atteinte à la neutralité du service public » prit peur et fit retirer les bannières. Cette censure provoqua aussitôt un scandale et fit la une de la presse internationale, au point que le ministre français de la culture Frédéric Mitterrand, dut intervenir, s’excuser auprès de l’artiste et ordonner à l’école de remettre les bannières. Cette médiatisation fit connaître Ko Siu Lan internationalement. Dynamiter le langage pour le rendre subversif Après de nombreuses performances, le travail de Ko Siu Lan a évolué vers le langage, jouant, comme dans l’exemple ci-dessus, sur la polysémie et l’assemblage des mots. Le langage est indissociable de la pensée, c’est donc en le détournant, que l’on provoque un questionnement soudain de la pensée, comme si l’on détournait vers une voie d’aiguillage un train habitué aux mêmes rails. Le langage bouleversé ou inversé devient alors subversif. L’artiste joue également avec les pièges de traduction entre l’anglais et le chinois qui provoquent de nombreux malentendus. Elle s’amuse par exemple dans Harmonious Signs, à dynamiter le langage en le distordant sur des objets familiers tels que les petites plaques métalliques fixées sur les portes des toilettes ou des bureaux. Attention Sol glissant », Gardez le silence s’il vous plaît » deviennent Attention Démocratie » ou Silence Corruption en cours ». L’astuce est de garder le même symbole visuel auquel l’œil est habitué, mais de changer le texte dans une langue ou dans l’autre. Souvent, on n’y prête pas attention au premier regard, mais au second la réalité se révèle et s’imprime dans notre œil. Un simple jeu peut également devenir significatif son Rubik’s cube intitulé One Only Cube » en français, L’ Un seulement » est un petit cube aux couleurs vives dont le titre et les six faces incarnent un concept philosophique, sociétal et politique que l’artiste définit avec une feinte innocence, car de quelque façon qu’on le manipule, on ne peut échapper à cette dictature de l’Un Un Pays – Un Système », Une Nation – Une Race », Un Parti – Une Voix », Un Mari – Une Femme », Une Famille – Un Enfant ». Et pour ceux qui espéreraient encore y échapper Un Monde – Un Rêve » ! En un cube et onze mots Ko Siu Lan nous livre les arcanes de la société contemporaine chinoise dans laquelle elle vit. C’est cette apparente insignifiance et légèreté dans un simple cube de jeu qui rend cette œuvre hautement subversive. Quand le langage est censuré naît un double langage qui s’insinue dans toutes les failles… The main character's name is Okida is an innocent and attractive house-wife who has a really good relationship with her husband to the point that even a few years later, they consider themselves newly-weds at first, if you are a guy reading this story, you'd be jealous of the husband and want her for yourself Now the thing about her is that we could refer to her as Oku-san, which also means wife and the husband is called "Daa-san" which you could say was a shortened form of Danna-san now this is all the could be and stuff, but the way this could go, you could easily ...

lukisan orang jawa kuno